Festival yang berlangsung pada Senin (14/5) di GNI itu dimulai dengan aktivitas melukis mural bergaya doodle art, naif, dan dekoratif. Para seniman pun merespons tenda, payung, kaos, dan dinding kafe yang ada di dalam GNI.
"Kami senang telah berbagi pengalaman dengan para seniman dan aktivis Indonesia yang terlibat dalam dua tahun terakhir, dan kami turut bahagia bahwa pengalaman tersebut telah menggiring kita untuk melihat momentum terciptanya festival seni disabilitas pertama di Indonesia," ujar Direktur British Council Indonesia, Paul Smith OBE dalam keterangan pers yang diterima, Rabu (16/5/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seniman Hana Madness yang juga pendiri Art Brut Indonesia mengatakan Festival Bebas Batas adalah pesta besar bagi teman-teman disabilitas.
"Tugas kita semua selanjutnya adalah dengan mengapresiasi karyanya tanpa lagi melihat kekurangan mereka demi mewujudkan Indonesia yang ramah terhadap disabilitas," ujar Hana.
![]() |
Pihak Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud pun berharap kegiatan Art Brut dapat mengedukasi publik. "Kita harus berhenti melihat perbedaan yang dimiliki para penyandang disabilitas, serta mulai berfokus pada persamaan dan kesetaraan yang ada, bahwa dengan segala keterbatasan yang ada, mereka mampu berkarya," tutur Restu Gunawan, Direktur Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud.
Festival Bebas Batas akan dimulai mulai Mei hingga Oktober 2018. Program diawali dengan lokakarya yang melibatkan partisipasi disabilitas jiwa yang menjadi pasien di lima rumah sakit jiwa di Indonesia, diantaranya RSJD Dr. Arif Zainudin, Surakarta; RSJ Provinsi Bali; RSJ Bandar Lampung; RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat, Lawang; dan RSJ Dr. Soeharto Heerdjan, Jakarta.
Nantinya, karya hasil lokakarya para pasien RSJ tersebut akan dipamerkan di ruang-ruang publik seperti Bandara Soekarno-Hatta, Halte Transjakarta, dan Stasiun Kereta Api. Puncak festival adalah Pameran Seni Rupa Karya Seniman Disabilitas pada 12-29 Oktober 2018 di Galeri Nasional Indonesia.
Rencananya ada 60 karya dari 60 seniman yang bakal berpartisipasi. Pameran juga akan dilengkapi dengan serangkaian program publik seperti workshop menggambar, seminar, juga pertunjukan seni.