"Ha ha ha, saya nggak kepikiran ke situ sih, tapi kalau dakwah, semua bisa dengan porsinya masing-masing. Mungkin saya nggak punya kapasitas berdakwah dengan mengangkat dalil-dalil Al-Qur'an, karena saya tidak memperdalam di sana, artinya saya tidak bisa bahasa arabnya, saya tidak hafal ayatnya, paling tidak di sisi lain saya bisa sharing tentang perjalanan hidup saya, kan mereka yang lebih paham ayatnya mungkin mereka bisa mengaitkan dengan ayat-ayatnya," ucapnya.
"Jadi mereka yang merumuskan yang lebih paham. Tapi kalau saya mau jadi ustaz? Tidak, jadi ustaz artis, nggak, saya masih bergelimang kehidupan yang fana," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan yang membanggakan lagi itu semalam saya diundang ketua serikat se-Jawa Tengah oleh Kiai Abdullah Dzikron, di pondok pesantrennya, Addainuriyah Dua. Saya ikut pengajian bersama santri di situ, saya jadi pembicara di sana," kata Atalarik Syah bercerita.
"Karena Kiai Abdullah Dzikron ini melihat kehidupan dengan berbeda, luwes, melihat semua dari semua sisi, baiknya yang diambil. Misalnya saya sebagai public figure, bicara sama anak-anak santri tentang pengalaman dan segala sesuatunya. Nyambung silaturahmi sekaligus pembukaan kantor barunya Dewangga Lil Hajj Wal Umroh, di Semarang," lanjut pria 44 tahun itu.
Selama ikut kegiatan agama, pria yang dikenal lewat sinetron itu banyak mendapatkan saran dari berbagai tokoh agama. Atalarik Syah pun kini jadi lebih memilih jika ada tawaran di dunia entertainment itu.
"Saya banyak dapat saran, seperti dari mamah Dedeh, orang-orang yang paham, hati-hati pilih-pilih peran, coba adegan rangkul-rangkulannya kalau bisa dihindarkan, setempat tidur kalau bisa dikurangkan," pungkasnya.











































