Ia akan membawa novel debutnya yang berjudul 'ELlbogen' (Elbow). Kehadiran Fatma Aydemir itu didukung oleh Goethe-Institut Indonesia.
Dalam novelnya, penulis menceritakan kisah Hazal Akgündüz seorang perempuan berusia 17 tahun yang masih tinggal bersama keluarganya di Berlin Weddings, lingkungan yang terkenal kasar. Kehidupan kesehariannya dipenuhi oleh ekspetasi dangkal orang tuanya, dan nuansa rasisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu kesalahan fatal dengan mencuri lipstik membuatnya melarikan diri sampai ke Istanbul. Rilis akhir Januari 2017 lalu, novel Aydemir mendapatkan pujian kritis sebagai karya yang melihat urgensi baru tentang perkembangan kondisi politik akhir-akhir ini di Turki.
Lahir pada 1986 di bagian selatan Jerman, Fatma Aydemir merupakan putri dari pasangan migran Turki. Ia kuliah sastra Jerman dan Amerika di Frankfurt am Main. Novel pertamanya meraih Hadiah KlausMichael Kühnke pada Festival Sastra Harbour Front dan telah dipentaskan sebagai sandiwara di berbagai kota di Jerman.
Selama MIWF berlangsung, Fatma Aydemir akan didampingi oleh Feby Indirani, penulis Indonesia yang naik daun berkat buku 'Bukan Perawan Maria'. Keduanya bakal berpartisipasi dalam festival di berbagai diskusi, peluncuran buku, sampai ceramah umum.