"Tanggal 21 April nanti saya akan buat pertunjukan Kartini. Ada 3 perempuan, ada satu perempuan yang dia punya kemelut dan sakit dengan dirinya. Bagaimana dia bisa membebaskan kesakitan dalam dirinya, ada Dinda Kanya Dewi bagaimana dia terkungkung dari tekanan pekerjaan," tutur Happy Salma saat ditemui dalam rangkaian acara pameran 'Namaku Pram' di Galeri Indonesia Kaya, Rabu (18/4/2018).
Pertunjukan tersebut dimulai saat Happy mulai membaca buku 'Panggil Aku Kartini Saja'. "Dari situ saya juga melihat bagaimana sosok Kartini bukan cuma seorang perempuan yang dipingit, menikah, dan meninggal," ujar Happy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya sosok Kartini bisa melampaui zamannya. "Saya baru tahu Kartini bisa menggambar, melukis dengan baik, membuat puisi yang indah, dan pandangan-pandangan ideologi dia soal agama, kesetaraan gender. Dia sudah bisa melampaui pada zamannya."
Lewat pentas ini pula, Happy ingin menyampaikan pesan perempuan bisa berjuang dengan cara keperempuannya.
"Bahwa perempuan itu dengan menjadi maju itu bukan berarti harus galak, bukan harus berantem. Dengan kodratnya perempuan. Caranya perempuan ya hanya perempuan yang tahu kan. Kalau kita melawan, kita dengan senyum kita, pendekatan kita, yang laki-laki tidak bisa melakukan itu," tukasnya.
Happy pun sudah menyiapkan pementasannya selama setahun. Monolog yang bertajuk 'Episode: Tarung/Stripping/Rubberneck' menampilkan tiga pemain di antaranya adalah Miranda Risang Ayu Palar, Dinda Kanya Dewi, dan Jessy. Disutradarai Wawan Sofwan, monolog digelar pada Sabtu (21/4) pukul 15.00-16.00 WIB di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, West Mall Grand Indonesia.
(tia/tia)