Penggarapan film blockbuster yang modern dapat menjadi kebiasaan yang terasa asing bagi para aktor. Teknologi Computer Generated Imagery atau CGI memungkinkan berbagai adegan sulit dalam sebuah film tercipta hanya lewat sebuah layar hijau.
Kini 'Rampage' menjadi salah satu film berikutnya yang melibatkan kemajuan teknologi canggih tersebut.
Menggambarkan sosok-sosok monster raksasa tentu hanya bisa menjadi bagian dari imajinasi di kepala bagi para aktor dalam memerankan monster. Namun film terbaru Dwayne Johnson ini menghidupkan karakter-karakter tersebut dengan ciamik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Brad Peyton merekayasa semuanya terlebih dahulu melalui komputernya. Kami sebagai aktor melakukan banyak imajinasi sementara di sekeliling kami adalah layar-layar hijau yang begitu besar," ujar Malin Akerman, pemeran antagonis dalam 'Rampage' saat bicara mengenai proses syuting 'Rampage'.
Karakter George sang gorila diperankan oleh aktor Jason Miles menggunakan teknik Motion Capture. George diceritakan menjalin keterikatan dengan ahli primata Davis Okoye yang diperankan Dwayne Johnson.
"Kami menggunakan dua kamera untuk teknik motion cap. Sisanya kami memasang sekitar 30 kamera di sekitar tempat pengambilan adegan untuk memperoleh gestur sang gorila agar kami bisa menerapkan teknik animasinya," tutur Peyton.
Tak mudah menjalani proses syuting menggunakan teknik CGI. Mengandalkan imajinasi saja tidak cukup, seringkali para aktor yang terlibat merasa konyol selama syuting berlangsung.
"Terasa bodoh kadang-kadang. Rasanya seperti dilempari telur, namun itulah pekerjaan sebagai aktor," tukas Naomi Harris, lawan main Dwayne Johnson.