"Saya sedang punya proyek baru dan masih akan terus menulis, jadi jangan khawatir saya akan berhenti menulis. Saya sedang menulis sesuatu yang tidak diduga karena belakangan ini saya membaca ulang ratusan puisi saya," tuturnya dari atas panggung di Gedung Perpustakaan Nasional, Minggu (8/4/2018).
Dari hasil penelusuran pria yang akrab disapa Jokpin, ada sekitar 40 puisi tentang celana dari 40 sudut pandang yang berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berpikir ini bisa jadi buku. Dengan tambahan spesialnya adalah terjemahan bahasa Jawa, misalnya ada kalimat puisi 'celana melorot' jadi 'kathok melotrok'," kata Jokpin lagi.
Menurut Jokpin, dari buku kumpulan puisi 'Celana' namanya kian dikenal masyarakat. Bahkan dia sudah siap jika para pembacanya dan pecinta puisi lain menyebutnya dengan panggilan 'penyair celana'.
"Pada akhirnya saya akan diingat dengan sebutan 'penyair celana'. Hahaha...," ujarnya disambut gelak tawa penonton.
Sampai sekarang pekerjaan Jokpin pun tetap menyayangi puisi dan menulisnya tiada henti. "Setiap kali saya naik pesawat atau pergi jauh saya selalu membawa puisi-puisi saya," pungkas peraih Khatulistiwa Literary Award pada 2005 tersebut.
(tia/tia)