Penemuan Mayat Digantung Menambah Teror Kelam Kontroversi Film 'Padmavati'

Penemuan Mayat Digantung Menambah Teror Kelam Kontroversi Film 'Padmavati'

Devy Octafiani - detikHot
Selasa, 28 Nov 2017 13:22 WIB
Foto: Dok. Youtube/padmavati
Jakarta -

'Padmavati' tengah menjadi momok bagi India saat ini. Sejak awal film itu bersiap dirilis, kontroversi hingga protes bernada sarkastik hingga vandalisme bergaung.

Hingga kini, kepala sang bintang yakni Deepika Padukone menjadi taruhannya. Siapapun yang memenggal kepalanya diganjar bayaran hingga 1,5 juta dolar.

Insiden mengejutkan terkait peristiwa tersebut terjadi baru-baru ini. Sesosok mayat tergantung ditemukan di sebuah benteng di kawasan Nahargarth Jaipur, Rajashtan.


Sebuah catatan kematian ditemukan di dekat lokasi mayat tersebut. Catatan tersebut berbunyi 'bukan hanya sekadar patung yang kami gantung-Padmavati'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Catatan tersebut diukir di sebuah batu. Catatan lainnya yang juga ditemukan berbunyi 'Padmavati'.

Kepolisian setempat tengah menyelidiki kasus ini sebagai sebuah pembunuhan atau bunuh diri. Yang diketahui yakni, mayat tersebut adalah seorang pria berusia 40 tahun bernama Suresh Saini.

Ia diketahui seorang warga asal Shastri Nagar dari kawasan lain di Jaipur.

Partai Rajput Karni Sena telah buka suara dengan mengatakan tak terlibat dalam insiden tersebut. Sejak awal Karni Sena menjadi salah satu pihak yang meneriakkan film 'Padmavati' penuh dengan distorsi sejarah.

Mereka pun siap menghancurkan bioskop yang berani memutar film 'Padmavati' di teaternya.


Senada dengan Karni Sena, basis keanggotaan partai Rajput Samaj di Inggris juga siap melakukan yang sama. Bila bioskop di Inggris memutar 'Padmavati' mereka akan melakukan demonstrasi untuk menolak film tersebut yang dianggap membuat cacat sosok agung bagi publik India.

"Kami memahami bahwa para ahli dapat menilai kekerasan, bahasa dan adegan, namun kami perlu menemukan sejarawan yang tepat, yang dapat menonton film tersebut dan menghentikan pembunuhan karakter ikon India," tutur mereka.


[Gambas:Video 20detik]

(doc/nu2)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads