Kepada detikHOT, Benzbara menceritakan novelnya merupakan adaptasi luwes dari versi film. Mengapa disebutkan kata 'luwes'?
"Karena ada beberapa perbedaan antara novel dan filmnya. Ada plot, karakter, dan adegan-adegan yang tidak ada di dalam filmnya tapi aku bikin di novelnya untuk kepentingan cerita," kata Benzbara, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, premis antara film dan novelnya merupakan situasi permasalahan Indonesia sejak masa kemerdekaan sampai sekarang ini. Permasalahan tersebut dilihat dari aspek politik, seni budaya, sosial, hukum, dan sejarah.
"Saya menampilkan banyak masalah itu dalam adegan-adegan yang simbolis, lewat tokoh-tokoh dengan kehidupan absurd," tutur penulis 'Elegi Rinaldo'.
Kata 'mobil bekas' pun menjadi metafora yang tepat bagi karakter-karakter di dalam novel. "Mobil bekas jadi saksi hidup mereka," pungkasnya.