Pameran Tunggal Nano Warsono Tampilkan Tabir Peradaban Nusantara

Pameran Tunggal Nano Warsono Tampilkan Tabir Peradaban Nusantara

Tia Agnes - detikHot
Rabu, 08 Nov 2017 11:50 WIB
Foto: Galeri Nasional Indonesia
Jakarta - Seniman Nano Warsono menggelar pameran tunggal yang bertajuk 'Rheco: Membuka Tabir Peradaban Nusantara'. Pameran dibuka pada 9 November dan berlangsung hingga 22 November 2017.

Nano melukiskan keadaan dunia, kondisi yang dihuni manusia, dan lebih fokus terhadap suatu daerah. Misalnya Gunung Muria dan sekitarnya daerah Jepara, Pati, Kudus, hingga melear ke wilayah Pulau Jawa, dan lain-lain.

Gunung Muria dianggap sebagai titik mula sejarah di Pulau Jawa. "Alasan kedua adalah karena Nano berasal dari Kecamatan Sukodono, Jepara, yang notabene adalah bagian dari sejarah panjang peradaban Jepara atau Gunung Muria, sehingga proses berkaryanya ini sebenarnya hanya bagian kecil dari proses untuk mengetahui sejarah atau garis leluhur nenek moyangnya," kata kurator pameran Bambang 'Toko' Witjaksono dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Rabu (8/11/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Untuk mengetahui sejarah peradaban Nusantara, dia melalui jalan metafisik. Nano dan timnya menyusuri situs-situs 'sejarah'. Bisa berarti mitos, legenda, atau semacam folklore untuk mendapatkan data dan fakta berupa kisah-kisah yang dituturkan oleh para pelaku dan perawat situs.

Seniman Nano Warsono menggelar pameran tunggal yang bertajuk 'Rheco: Membuka Tabir Peradaban Nusantara'. Pameran dibuka pada 9 November dan berlangsung hingga 22 November 2017. Seniman Nano Warsono menggelar pameran tunggal yang bertajuk 'Rheco: Membuka Tabir Peradaban Nusantara'. Pameran dibuka pada 9 November dan berlangsung hingga 22 November 2017. Foto: Galeri Nasional Indonesia


"Ia ulang-alik dari situs ke sejumlah orang dan kembali ke situs, dari situs ke kanvas, dan begitu seterusnya," katanya.



Ada 17 lukisan yang disajikan di pameran tunggal Nano. Di dinding dekat pintu masuk, akan dipasang peta geografis Gunung Muria dan wilayah sekitarnya (Jepang, Kudus, dan Pati). Lukisan-lukisannya pun dibagi ke dalam empat topik yakni sejarah situs di seputaran Gunung Muria, sejarah di luar wilayah Gunung Muria, kisah tokoh atau trah dari Kerajaan yang ada di Jawa, dan penggambaran simbol benda atau binatang.

"Apa yang dilakukan oleh Nano Warsono lewat pameran ini, sebenarnya adalah proses untuk menguak simbol-simbol atau sandi pada dasarnya adalah proses mengulik sejarah yang tidak tersejarahkan," pungkasnya.

Pameran tunggal Nano dibuka pada Kamis (9/11) pukul 19.00 WIB oleh pendiri Indonesian Ceramics Sociaety, Soedarmadji J.H Damais.



(tia/doc)

Hide Ads