Kejayaan Maritim Indonesia Pukau Publik Eropa

Kejayaan Maritim Indonesia Pukau Publik Eropa

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 26 Okt 2017 09:05 WIB
Kejayaan Maritim Indonesia Pukau Publik Eropa Foto: KBRI Den Haag
Jakarta - Pameran berjudul 'Kingdoms of the Sea Archipel' turut menjadi bagian dalam Festival Seni Europalia 2017. Sebanyak 248 artefak yang diambil dari koleksi Museum Nasional dan beberapa museum provinsi di Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Jambi, dan Bali diboyong ke Eropa.

Bertemakan maritim, eksibisi ini menjadi penting dengan latar belakang sejarah serta peradaban bangsa Indonesia tak lepas dari budaya maritim yang merupakan identitas bangsa.

"Sebuah kapal telah dibangun langsung di museum ini, kapal Padewakang yang dibangun oleh para pembuat kapal tradisional yang didatangkan dari Sulawesi," kata mantan Direktur Museum Nasional yang juga sebagai kurator pameran, Intan Mardiana, dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Kamis (26/10/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kejayaan Maritim Indonesia Pukau Publik Eropa Kejayaan Maritim Indonesia Pukau Publik Eropa Foto: KBRI Den Haag


Kapal Padewakang dipilih sebagai ikon budaya maritim. Melalui kapal yang merupakan cikal bakal dari kapal phinisi yang dikenal luas. Padewakang merupakan kapal tradisional hasil budaya maritim Indonesia sebelum akhirnya berkembang oleh pengaruh modern yaitu kapal yang menggunakan mesin. Kapal dengan ukuran panjang 11 meter, tinggi 7 meter dan lebar 4 meter ini dibangun di Museum La Boverie. Serta merupakan kapal ketiga yang dibuat untuk ditampilkan di luar Indonesia setelah dua kapal sebelumnya dibangun dan dilayarkan ke Australia.

Di pameran ini terdapat beberapa tahap sejarah maritim dari periode 3000SM hingga awal Masehi, lalu periode pre-modern awal Masehi hingga abad ke-16. Dilanjutkan periode modern awal abad 16-18 M sampai periode modern abad ke-18-sekarang.

Di pintu masuk pameran, akan ada hasil pameran dari masa Austronesia yang menampilkan benda-benda seni dari batu dan perunggu, hasil pertukaran diaspora dari Austronesia dan Melanesia. Bentuk-bentuk budaya ditampikan seperti kapal, penggalan lukisan dari dinding gua, seni dari batu, nekara, moko, dan sebagainya.

Kejayaan Maritim Indonesia Pukau Publik Eropa Kejayaan Maritim Indonesia Pukau Publik Eropa Foto: KBRI Den Haag


Masa pre-modern yang merupakan kelanjutan ekspansi budaya maritim merupakan hasil interaksi dengan datangnya pedagang dari India. Pada masa ini terjadi akulturasi budaya. Kerajaan-kerajaan di Indonesia seperti Kutai, Tarumanegara, Kalingga, Sriwijaya, Mataram menjadi bagian dari akulturasi pada periode ini. Benda budaya yang ditampilkan dalam periode ini berupa kapal, patung, musik, peta-peta kuno, prasasti dari kerajaan-kerajaan tersebut.

Sedangkan di masa awal modern dipengaruhi oleh interaksi dengan pedagang dari China dan menampilkan berbagai bentuk budaya seperti keramik, sutra, porselain dan arsitektur. Lebih ke dalam area pameram, ditampilkan karya yang berinteraksi dengan bangsa-bangsa Eropa lewat jalur perdagangan bumbu. Kota-kota utama di Indonesia yang menjadi pusat yang merekam interaksi yaitu Aceh, Banten, Banjarmasin, Ternate, Tidore, Palembang menjadi tempat-tempat yang banyak ditemukan warisan sejarah maritim.

Pameran sejarah maritim di Museum La Boverie Liege merupakan bagian kerjasama kedua keberadaan kapal Padewakang yang juga menjadi daya tarik tersendiri di pameran ini.


(tia/tia)

Hide Ads