'Geostorm': Sekadar Seru-seruan tentang Bencana Bumi

'Geostorm': Sekadar Seru-seruan tentang Bencana Bumi

Candra Aditya - detikHot
Sabtu, 14 Okt 2017 12:45 WIB
Foto: Geostorm
Jakarta - Setelah berbagai bencana yang terjadi karena global warming, negara-negara di seluruh dunia berkumpul dan mengindahkan perbedaan mereka demi mencapai musyawarah mufakat untuk menjaga kedamaian Bumi. Mereka akhirnya berhasil membuat stasiun luar angkasa dengan sebuah alat bernama Dutch Boy yang berfungsi untuk mengontrol cuaca di Bumi. So far, so good. Planet Bumi terjaga dan cuaca terjamin dengan baik.

Sampai kemudian si arsitek dari Dutch Boy, Jake Lawson (Gerard Butler), disuruh datang ke Bumi untuk menghadiri persidangan. Rupanya pemerintah jengah dengan apa yang dilakukan oleh Jake Lawson di atas sana. Mereka meminta Jake untuk menaati aturan. Sebagai seorang rebel, persidangan hari itu berakhir menjadi rusuh karena Jake menghina senator yang sedang menghakiminya. Jake pun dipaksa mundur dari posisinya.

Tiga tahun kemudian, Max Lawson (Jim Sturgess), adik Jake, menyaksikan bahwa ada anomali yang terjadi di berbagai belahan dunia. Tiba-tiba sebuah desa menjadi beku di Timur Tengah. Tanah di Hong Kong tiba-tiba merekah dan meleleh, mengakibatkan berbagai gedung runtuh seperti rumah-rumahan kertas. Max pun akhirnya mengutus Jake untuk menyelidiki apa sebenarnya yang terjadi dengan Dutch Boy. Investigasi mereka ternyata mengarah ke sebuah rencana yang akan membumihanguskan planet yang mereka tinggali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

'Geostorm' adalah sebuah Film dengan huruf F kapital. Ini adalah sebuah pertunjukan yang tujuan utamanya adalah menghibur Anda. 'Geostorm', seperti halnya film-film disaster lain seperti Twister, The Day After Tomorrow, 2012, Into The Storm dan lain sebagainya, tidak pernah berpura-pura untuk menjadi sebuah tontonan yang lebih dari sekedar hiburan. Anda hanya perlu duduk dan menikmati pameran CGI yang mahal, lengkap dengan adegan tsunami menghajar kota besarβ€”kalau di The Day After Tomorrow adalah kota New York, di 'Geostorm' adalah kota Dubaiβ€”sembari Anda makan popcorn.

Yang membedakan 'Geostorm' dengan film-film tersebut, atau setidaknya film-film awal Roland Emmerich, adalah dia bisa membuat penonton peduli dengan nasib karakter utamanya. Independence Day misalnyaβ€”yang meskipun bukan pure film disaster tapi mempertunjukkan kekacauan massal yang dan pertunjukan CGI yang asyikβ€”membuat penonton peduli dengan nasib Will Smith dan Jeff Goldblum. Ketika Bill Pullman berpidato untuk menyerang alien, mau tak mau Anda ikut terlibat di dalamnya.

Begitu juga dengan The Day After Tomorrow. Apapun yang terjadi dengan bencana yang terjadi di seluruh dunia, Anda berharap agar Jake Gyllenhaal agar Dennis Quaid bisa bertemu dan meminta maaf. Hal tersebut sayangnya tidak terjadi di 'Geostorm'. Ditulis oleh Dean Devlin dan Paul Guyot, 'Geostorm' lebih peduli terhadap pameran CGI yang menampilkan berbagai adegan bencana daripada karakterisasi atau pun plot. Semuanya pun bisa ditebak, hanya dari pemilihan cast.

Sudah pasti Gerard Butler akan menjadi pahlawan. Dan karakter Jim Sturgess pasti akan dengan gampang melakukan apa saja yang diperlukan untuk menyelamatkan dunia. Seakan itu tidak cukup, Dean Devlin yang juga menyutradarai film ini, mengisi film ini dengan dialog-dialog yang begitu menggelikan. Sering kali Devlin sudah mempertunjukkan adegan dengan baik secara visual namun dia merasa harus mengulanginya secara verbal agar penonton paham yang dia maksudkan. Cara Devlin yang memperlakukan penonton seperti murid SD ini yang akhirnya membuat banyak dialog hanya berfungsi sebagai eksposisi.

Sebagai sebuah tontonan hiburan penghilang stres, 'Geostorm' memang cukup berhasil. Ada berbagai banyak adegan bencana yang akan menghibur Anda. Mulai dari pantai di Rio de Janeiro yang tiba-tiba membeku sampai salju meleleh di Moskow. Tapi jika Anda berharap bahwa 'Geostorm' akan memberikan pengalaman yang berbeda dari film-film disaster yang lain, Anda siap-siap kecewa. Apapun yang ada di film ini, Anda sudah menyaksikannya di banyak film lain. Anda tidak akan melewatkan apapun.

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International. (dar/dar)

Hide Ads