Dikuratori oleh Asikin Hasan dan Rizki A.Zaelani, karya Faisal Habibi dan Eko Purwoto menampilkan penggunaan material industri dari waktu ke waktu.
"Budaya material tradisional beserta keterampilannya, tidak lenyap dengan datangnya yang modern," ujar Asikin Hasan dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Kamis (12/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faisal Habibi asal Bandung menampilkan karya seni instalasi berjudul 'Gunungan'. Karyanya terletak di bagian dalam dan luar Gedung Dynasty. Lokasi ini merupakan salah satu bagian dari keramaian Europalia di kota Brussels.
![]() |
"Faisal menampilkan bentuk-bentuk formal geometris membentuk citra dasar gunungan dengan banyak warna," lanjut Asikin.
Sedangkan karya seni instalasi Eko berjudul 'Bale Kambang'. Eko yang berprofesi sebagai arsitek dan perupa itu kerap mengembangkan karya menggunakan material bambu. Instalasi karyanya diletakkan di ruang terbuka, semacam tempat peristirahatan dalam tradisi kerajaan di masa lalu.
Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus 'Andre' Sukmana berharap melalui pameran seni ini dapat meningkatkan hubungan dan diplomasi kultural yang mampu memperat hubungan dua negara.
"Pameran seni diharapkan jadi peluang dan kesempatan bagi perupa kontemporer untuk unjuk gigi di ranah internasional," pungkas Andre.
Eksibisi karya seni instalasi Faisal Habibi berlangsung pada 17 September 2017-21 Januari 2018 Festival Centre Gedung Dynasty, Brussels. Dan Eko Parwoto selama 28 Oktober 2017 β 21 Januari 2018 di Bonapartedok dan Museum aan de Stroom (MAS), Antwerp.
(tia/tia)