.webp)
"Dunia panggung memang ada candu tersendiri. Sampai produksi ke-18, ini sudah jatung bangun juga, kami memikirkan gimana caranya menutupi biaya produksi," ujar Happy Salma ketika mengobrol di kawasan kompleks TIM, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Dia menceritakan di produksi-produksi awal Titimangsa Foundation memang banyak hal yang 'terasa' agak dipaksakannya. Istri dari Tjokorda Bagus Dwi Santana Kertayasa, mencontohkan misalnya pertunjukan Wayang Orang Rock Ekalaya yang digelarnya di Istora Senayan pada 2014 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itu saya mikirnya, lokasinya harus di Senayan. Harus di Istora Senayan, tapi kok akhirnya saya mikir maksanya yah ternyata," lanjutnya lagi.
Kini Happy pun lebih mengacu pada filosofi dari Putu Wijaya yakni 'Bertolak dari yang Ada'.
"Ya seperti kata Putu Wijaya, kita bertolak dari yang ada. Jangan menyusahkan, kalau susah kan kitanya jadi terus kreatif, itu yang saya pegang sekarang," pungkas Happy.
Pertunjukan 'Perempuan Perempuan Chairil' berlangsung di Teater Jakarta, TIM, pada 11-12 November 2017.
