Film 'Posesif' yang masuk beberapa nominasi dalam Festival Film Indonesia 2017 dianggap tak memenuhi syarat nominasi. Salah satunya karena film ini belum tayang di bioskop.
Namun, Edwin, sang sutradara memiliki pandangannya sendiri terkait hal ini.
"Ini Sudah diputar sekitar pertengahan September lalu di bioskop-bioskop mikro di Jakarta," jelas Edwin pada detikhot saat ditemui di sela-sela acara nonton bareng film 'Posesif', Minggu (8/10/2017) di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bioskop itu macam-macam. Yang kita kenal paling banyak yang ada di jaringan seperti Cineplex, CGV, XXI. Memang jumlahnya paling banyak, tapi juga banyak bioskop-bioskop kecil, seperti yang saat ini sedang kita adakan," jelasnya.
Menurut Edwin, bioskop adalah tempat orang-orang berkumpul untuk menonton film dan ada program rutinnya.
"Karena itu saya rasa masuk akal kalau panitia FFI mempertimbangkan film ini (posesif) untuk dijurikan," tambahnya
Bagi pria kelahiran Surabaya 39 tahun silam ini, gedung bioskop bisa apa aja. Yang paling penting adalah niat ornag yang datang untuk menonton film.
"Di bioskop-bioskop mikro kami memutar film yang secara teknis bisa dipertanggungjawabkan, gambarnya besar, jelas, suaranya memenuhi kaidah artistik. Itu bioskop buat kami," tegasnya.
Lebih lanjut, Edwin mengatakan bahwa kisah film 'Posesif' harus dimiliki dan disebarluaskan ke banyak pihak.
"Sekarang anak-anak muda dengan keragaman dna keunikannya sedang menimbulkan ruang-ruang untuk berkegiatan seni, termasuk menonton film di bioskop mikro. Dan kami mendukung yang yang seperti," tuturnya.
Edwin berharap film 'Posesif' bisa disampaikan dengan baik ke masyarakat.
"Kami berharap masuknya film ini dalam nominasi bisa menjadi energi positif untuk melanjutkan apa yang sudah kami kerjakan," pungkasnya.