Dihubungi detikHOT, CEO Penerbit Republika Arys Hilman, membenarkan mengenai kabar tersebut.
"Betul, Republika Penerbit sudah bersepakat dengan Tere Liye untuk menghentikan penerbitan buku-bukunya," ujar Arys Hilman, Rabu (6/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, keputusan yang diambil Tere Liye turut dirasakan oleh pihak penerbit. "Kami turut merasakan ketidakadilan beleid perpajakan terhadap penulis dibandingkan profesi-profesi lain. Jelas posisi kami bersama Tere Liye."
Tere Liye pun dikenal sebagai tipe penulis yang produktif dan karya-karya sarat dengan nilai kebaikan. Novelnya sarat dengan kisah kebaikan, kekuatan, kekeluargaan, perjuangan, cinta kasih, keadilan, kesabaran, dan kejujuran.
"Kita menghargai keputusannya dan sudah melakukan komunikasi yang panjang dengan Tere dan pihak Gramedia. Karena Tere Liye sedang memperjuangkan sesuatu," tuturnya lagi.
Dari 28 judul buku yang dikeluarkan Tere Liye, ada 16 judul yang terbit di bawah nama Penerbit Republika. Dunia perbukuan, lanjut Arys, tak seindah karya para penulisnya.
"Pamitnya Tere Liye dari dunia perbukuan adalah teguran santun yang menyengat. Ia akan tetap aktif di dunia literasi lewat media yang tak kena pajak, misalnya facebook. Tapi kami percaya, dunia buku tetap tak tergantikan dan kepergian Tere Liye membuat kita sangat kehilangan," pungkas Arys Hilman.