Mereka dianggap menyuarakan kegelisahan akan kondisi politik dengan tanpa rasa takut. Suara Homicide nyaring lewat lagu-lagu protesnya kala itu.
Lewat sebuah video berjudul 'Aszy dan Ucok Membicarakan Awal Berdirinya Homicide (Retrospektif Homicide Bagian 1)' yang diunggah oleh Ruang Tengah di YouTube, Ucok dan Aszy menceritakan sejarah Homicide.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 'Hiphop Bukan Bergeser, Tapi Menyesuaikan' |
Lucunya, band yang kerap menyuarakan protes terhadap kondisi politik dan pemerintah tersebut malah terbentuk lewat kompetisi hiphop yang diadakan oleh salah satu restoran cepat saji asal Amerika Serikat yang akrab dengan kapitalisme.
"Memang irisan dengan apa segala macem, aktivisme segala macem itu baru dimulai tahun 1997. Waktu itu di ITB mulai ada gerakan mahasiswa. Dulu mah nggak mikirin," ujar Ucok dalam video tersebut.
Terbentuknya Homicide di tahun 1994 tak lepas dari sosok Arian (Seringai, Puppen). Saat itu Arian memiliki grup hiphop bernama Fear of Nothing.
Di kompetisi itu, Ucok memang tidak menang. Ia didiskualifikasi karena mengenakan sendal jepit. Tapi ia bertemu Arian yang kemudian menjadi gerbang ia berkenalan dengan Aszy dan Lepe. Di kompetisi lain dan kampus, Ucok kemudian bertemu Kiki.
Untuk membuat album dan bertahan pada idealismenya, Homicide harus bersiasat dengan teknologi yang belum mendukung hingga kondisi sosio-politik saat itu.
Saat itu teknologi belum secanggih saat ini dan satu-satunya orang yang memiliki hardware untuk menggarap hiphop hanyalah Indra Lesmana dan sebuah label rekaman besar saat itu. Akan tetapi, Homicide memilih untuk tidak bergabung dalam label tersebut karena ingin mempertahankan idealismenya.
Baca juga: Peta Musik Hiphop Dulu dan Kini |
Jadilah meski telah menyiapkan lagu-lagunya sejak tahun 1998, Homicide baru bisa merilis album di tahun 2002.
"Jadi ada 3 hal kenapa di rentang 90-an kami nggak pernah ngerilis album. Pertama pola produksi, kedua nggak ada duit, ketiga congkak," kata Ucok sambil bercanda.
Homicide nyatakan bubar pada 2007. Akan tetapi, karya-karya mereka masih kerap dirilis lewat format piringan hitam maupun kaset.
Lantas, di tengah-tengah kemudahan teknologi sekarang ini. Adakah pelaku musik hiphop yang berani selantang Homicide? (srs/dar)