Monolog berdurasi 60 menit itu mengisahkan tentang malam hari jelang pembacaan teks proklamasi. Sukarno merenungkan kembali perjalanan perjuangannya dalam membebaskan Indonesia dari belenggu penjajahan.
Apa itu bangsa? Apa itu kemerdekaan? Berbagai pertanyaan lainnya diangkat dalam monolog ini. Wawan Sofwan yang dikenal sebagai aktor kenamaan teater itu mengatakan masih banyak masyarakat Indonesia yang belum tahu tentang perjuangan bangsa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melalui pementasan ini, semoga dapat menginspirasi kita sebagai generasi penerus bangsa untuk meneladani semangat juang Bung Karno dan meneruskan perjuangan para pahlawan untuk Indonesia yang lebih baik," kata Wawan.
Pada 1994, Wawan Sofwan mendirikan sebuah kelompok teater bernama Mainteater untuk melatih dirinya sebagai seorang sutradara dan mengakomodasi monolog pertamanya yang berjudul 'Oknum'.
Pada 2002, Wawan membawakan monolog 'Bung Karno' untuk pertama kalinya di Moskow, Rusia, saat mendapatkan beasiswa dari Yayasan Bung Karno. Dari Moskow itulah Wawan membawa monolog 'Bung Karno' ke Jerman dan Belanda. Selain Bung Karno, Wawan kerap mengangkat tokoh lain seperti Raden Ajeng Kartini, Tan Malaka, dan Inggit Garnasih dalam garapan-garapan monolognya.
(tia/dar)