"Susah banget jadi seniman, mungkin gue bisa dibilang lucky. Ya ada faktor beruntung, dan mungkin di luar sana nggak semua orang seberuntung gue," kata Naufal Abshar ketika berbincang dengan detikHOT, di ajang Art Jakarta 2017, The Ritz-Carlton Pacific Place Jakarta, Minggu (30/7/2017).
Lantaran Naufal merasakan senasib dengan seniman-seniman lainnya, dia pun menggelar program residensi. Sudah digelar kedua kalinya, program residensi tersebut mengundang seniman-seniman Indonesia dan juga Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama residensi dan berada di studio Naufal, para seniman diajak untuk berdiskusi, kolaborasi, dan pergi ke rumah kolektor. Karya-karya mereka diperkenalkan ke kolektor.
![]() |
"Program ini baru jalan dua kali karena ya self management. Harusnya nanti setelah ini dipikir ulang lagi konsepnya dan terpisah antara management yang pribadi sama konsep residensi ini," tutur Naufal.
Bagi para mahasiswa yang sedang kuliah maupun mengejar karier sebagai seniman, Naufal menyarankan agar menggunakan setiap kesempatan dan peluang yang ada.
"Orangtua tidak merestui ya tidak apa-apa. Karena ya orangtua yang lain juga gitu. Ya buktikan kalau memang bisa jadikan seni sebagai profesi. Kalau lo seniman juga keluar studio, kenalan sama banyak orang, lo yang ngomong duluan. Jangan hanya berkarya," pungkasnya.
Baca juga: Naufal Abshar, Si Pelukis 'Tawa' |