Karya tersebut dipajangnya di bursa seni Art Jakarta 2017 yang diselenggarakan oleh Bazaar. Di sela-sela perayaan pesta seni rupa tersebut Naufal menceritakan mengenai ide yang terinspirasi dari perjalanan keliling Inggris dan benua Eropa.
"Gue ngerasa ada namanya pemisahan antara lukisan dan patung. Lukisan ya lukisan dan hanya bisa di dinding, dan patung ya patung. Tapi justru gimana lukisan menjadi patung tanpa merusak keutuhan si kanvas itu sendiri. Sculpture painting," terang Naufal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Naufal Abshar, Si Pelukis 'Tawa' |
Dia membayangkan lukisan bisa berdiri sendiri seperti patung dan tetap menggunakan kanvas. Seniman yang pernah memenangkan kompetisi live painting Indonesia Arts Festival di tahun 2013 itu ingin karyanya tampak dari dua sisi dengan konsep 360 derajat.
![]() |
"Si lukisan bisa ditaruh kayak patung. Dan kanvas tetap menempel. Biar dilihat dengan dua sisi saya pakai engsel pintu. Sebenarnya karya saya bisa ada empat. Astronot, yang tertawa dan dua di belakang," jelasnya.
Meski keluar dengan ide baru namun Naufal tetap melukis sesuai dengan ciri khasnya yakni seri 'HAHA' penuh humor dan komedi. Dia pun tetap menggunakan warna-warna khas Naufal. Proyek instalasi di ruang publik itu pun menarik beragam pengunjung yang datang dan juga tamu-tamu undangan Art Jakarta 2017, mulai dari kolektor hingga pecinta seni.
(tia/nu2)