Pada awalnya Warkop DKI adalah sebuah grub lawak benama Warkop Prambors. Grup lawak beranggotakan lima orang (Rudy, Nanu, Dono, Kasino dan Indro) ini mengisi sebuah program radio Prambors yang berjudul 'Obrolan Santai di Warung Kopi'.
Lambat laun mereka mulai melakukan lawakan di atas panggung. Namun, karena Rudi merasa demam panggung dia pun tidak ikut. Nama mereka mulai dikenal setelah mengisi acara Terminal Musikal.
Pada tahun 1979 Warkop DKI muncul pertama kali dalam film layar lebar dengan judul film 'Mana Tahaaan...'. Pada film tersebut personil Warkop DKI tidak memakai nama asli mereka.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan total lebih dar 30 film, kebanyakan film Warkop DKI ternyata tidak dapat diedarkan secara internasional. Hal tersebut terjadi karena masalah pelanggaran hak cipta. Dalam film-film Warkop DKI sering digunakan musik karya komposisi Henry Mancini tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film.
Setelah sukses dilayar lebar, Warkop DKI mulai merambah di dunia sinetron. Sinetron garapan Soraya Intercine Films ini pertama kali tayang tahun 1990-an.
![]() |
Sayangnya di tengah-tengah masa penayangan, Kasino mulai jarang terlihat karena jatuh sakit. Pada tahun 1997 Kasino meninggal dunia setelah didiagnosa menderita tumor otak. Berita duka kembali muncul, pada tahun 2001 Dono dikabarkan meninggal usai terserang kanker paru-paru.
Pada tahun 2016 lalu, sutradara Anggy Umbara mengajak masyarakat Indonesia bernostalgia dalam film 'Warkop DKI Reborn: Jangkrik Bos! Part 1'. Film ini dimainkan oleh Abimana Aryasatya sebagai Dono, Vino G. Bastian sebagai Kasino dan Tora Sudiro sebagai Indro.
Selain itu, Indro juga ikut berpartisipasi. Dalam film ini, dia berperan sebagai Indro dari masa depan.
Film yang diproduksi oleh Falcon Pictures ini tentu mendapat antusias yang luar biasa. Pada hari pertama penayangan, film ini mampu menarik perhatian 270.000 penonton. Jumlah itu terus meningkat hingga pada hari ke 22, 'Warkop DKI Reborn: Jangkrik Bos! Part 1' mampu meraih 6,7 juta penonton. Film ini mampu menyaingi 'Laskar Pelangi' sebagai film Indonesia terlaris.