Pameran menyajikan 48 karya dari 41 perupa dengan berbagai irisan tematik antara lain adalah tema pemandangan alam, kesehari-harian, tradisi, mitologi dan religi.
Baca juga: Pesta Seni Art Jakarta 2017 Telah Berakhir |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, menambahkan wacana mengenai pameran koleksi seni Istana Kepresidenan sudah dimulai tahun 2015. Dengan adanya eksibisi ini dapat membuka akses publik terhadap karya-karya yang dikoleksi negara dan Sukarno.
"Untuk mengakses karya yang ada di Istana maka dibukalah pameran koleksi seni Istana. Pameran ini juga didukung dengan sistem QR Code, nanti tur juga diatur ada 75 orang setiap 20 menit sekali," tambah Triawan.
Lukisan-lukisan yang ada di pameran seni koleksi Istana Kepresidenan di antaranya adalah lukisan 'Harimau Minum' (1863), karya Raden Saleh. Lukisan ini menampilkan suasana alam mistis, dramatis, dan warna cenderung redup. Pelukis Wakidi dengan Senja di Dataran Mahat (1954) menghadirkan suasana alam ber-bukit-bukit, salah satu obyek kegemarannya.
Baca juga: Ragam Seni Pertunjukan di Art Jakarta 2017 |
Lukisan 'Pantai Flores' (1942) yang semula cat air di atas kertas karya Bung Karno, atas permintaannya pada Basoeki Abdullah disalin kembali dalam lukisan cat minyak di atas kanvas.
Lukisan ' Potret Sumilah (Mimpi)' dari tahun 1950, karya Soedibio, misalnya menggambarkan perempuan berkebaya duduk bersila dengan latar pemandangan yang nampak surealistik, alam rekaan yang tak hadir dalam kehidupan nyata.
(tia/wes)