Konsep spiritualitas menurut pria yang akrab disapa Galih pas diangkat di tengah kecamuk permasalahan umat beragama saat ini.
"Seni yang merupakan kompleksitas pemaknaan atas pengalaman nampak merespon gejolak dan dinamika yang terjadi saat ini. Bangsa yang dahulu dikenal dengan keramah-tamahan dan toleran seakan berubah beringas, menungangi agama untuk kepentingannya. Banyak pengamat mengatakan Indonesia darutat agama, mabuk agama atau overdosis agama," ujarnya ketika dihubungi detikHOT, Selasa (25/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Banyaknya peristiwa maupun kejadian tentang beragama membawanya pada sebuah pemikiran bahwa spiritualitas tetap penting bagi kehidupan. Galih pun mengusung tema tersebut dengan nilai-nilai, "Semestinya manusia tetap ber-Tuhan tanpa menuhankan agama. Itu value garis besar karya-karya saya."
Dalam pameran tunggal kali ini, Galih memamerkan 18 lukisan dengan konsep spiritualitas. Meski aspek ke-Tuhanan yang digunakan Galih terbilang subyektif, dia tetap merenungkan kembali hal-hal yang membuatnya merasakan Tuhan.
"Hal itu saya dapati dalam persentuhan saya dengan alam dan obyek-obyek alamiah. Seperti flora fauna, tekstur kayu, dan daun bunga, saya jadikan sebagai metafor dalam karya saya," tutur Galih.
Simak artikel berikutnya tentang Galih, termasuk teknik montase dalam lukisannya!
(tia/doc)