Menurut pernyataan S.Sudjojono Center, pasar seni rupa sudah lebih matang untuk menilai karya yang bagus dan berbobot.
"Apalagi bobot S.Sudjojono sebagai tonggak sejarah seni lukis modern Indonesia," tulis pernyataan S.Sudjojono Center seperti diterima detikHOT, Jumat (14/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kurator seni independen, Mikke Susanto pun mengatakan karya-karya S.Sudjojono banyak yang terjual di kolektor dunia. Berbeda dengan maestro seni lukis Indonesia.
"Misalnya saja Pak Bas (Basoeki Abdullah) yang terjual ke kolektor hanya sepertiganya saja. Karyanya kebanyakan disimpan di Istana dan tidak dijual di pasaran, jadinya harganya tidak terlalu tinggi," kata Mikke Susanto.
Dikutip dari berbagai sumber, salah satu kolektor seni asal Singapura Koh Seow Chuan telah mengumpulkan karya seni Asia Tenggara hampir 50 tahun lamanya.
"Karya seni Asia Tenggara mencermikan konvergensi budaya besar dunia selama 200 tahun belakangan ini dan saya suka mengoleksinya," kata Koh Seow Chuan.
Harga karya seni Asia Tenggara pun relatif terjangkau, sehingga mudah dikumpulkan bagi kolektor baru. "Kolektor muda pun bisa mulai mengumpulkan karya seni Asia Tenggara," ucap Kepala Lukisan Asia Tenggara di Sotheby, Kim Chuan Mok.
Baca juga: Lukisan-lukisan Termahal di Indonesia |