Lukisan S.Sudjojono Pecahkan Rekor Termahal, Apa Rahasianya?

Lukisan Termahal di Indonesia

Lukisan S.Sudjojono Pecahkan Rekor Termahal, Apa Rahasianya?

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 14 Jul 2017 16:44 WIB
Lukisan S.Sudjojono Pecahkan Rekor Termahal, Apa Rahasianya? Foto: AP/Kin Cheung
Jakarta - Sejak 2014 lalu sampai sekarang belum ada yang bisa menyaingi lukisan 'Pasukan Kita yang Dipimpin Pangeran Diponegoro' karya S.Sudjojono sebagai lukisan termahal di Indonesia. Lukisan tersebut berhasil terjual dengan harga tiga kali lipat dari estimasi Balai Lelang Sotheby's di Hong Kong pada 6 April 2014.

Menurut salah seorang kurator pameran 'Hidup Mengalun Dendang' yang digelar di Bentara Budaya Jakarta (BBJ) pada Juni lalu, Ipong Purnama, ada beberapa faktor.

"Yang pertama itu jelas dari sisi kualitas lukisan Pak Djon. Tema yang selalu dilukiskan Pak Djon juga tidak menonton, menarik, dan selalu berbeda dari lukisan-lukisan sebelumnya," tutur Ipong Purnama ketika dihubungi detikHOT, Jumat (14/7/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

S.Sudjojono memang dijuluki sebagai Bapak Seni Lukis Modern Indonesia serta yang pertama memperkenalkan modernitas seni rupa Tanah Air dengan konteks kondisi faktual. Dia juga pionir dari Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi).



S.Sudjojono Center pun memberikan pendapat alasan lukisan S.Sudjojono digemari kolektor sampai mencapai rekor termahal. Menurut pernyataan mereka, dalam setiap lukisan dari pria yang akrab disapa Pak Djon terdapat kualitas dan bobot seni. Kedua, S.Sudjojono selalu menciptakan sketsa sebelum melukis.

Lukisan S.Sudjojono Pecahkan Rekor Termahal, Apa Rahasianya?Lukisan S.Sudjojono Pecahkan Rekor Termahal, Apa Rahasianya? Foto: Tia Agnes/detikHOT


"Bobot S.Sudjojono sebagai tonggak sejarah seni lukis modern Indonesia. Pemikiran-pemikiran beliau diakui one step ahead dari yang lain maka dianggap lahir lebih cepat dari zamannya," tulis pernyataan S.Sudjojono Center.



Sebagian besar dalam karya-karya S.Sudjojono terdapat pesan di dalamnya. Sehingga muncul rasa greget dan jiwa ketok. Pesannya banyak dalam bentuk parodi yang lucu dan pas sebagai kritik sosial di zaman itu. Misalnya saja dalam lukisan 'Rontok, 'Sejuta Bintang', 'Kepala Gombal', 'Tante Sun', 'Sippp Dalam Segala Cuaca' Cap Gomeh', dan lain-lain.

Simak artikel berikutnya!


(tia/nu2)

Hide Ads