"Kita ini diawali ingin berangkat haji Januari 2015, ONH plus. Berangkat tahun ini (2017). Sudah melakukan pembayaran pertama dan pelunasan itu sebelum keberangkatan. Setelah itu nggak lama sebelum delapan bulan, Februari minta lagi pelunasan. Padahal perjanjian sebulan sebelum brangkat. Abis itu juga dapat kabar dari temen dia ada masalah juga belum dikembalikan 5000 USD," cerita Fadlan di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
"Sudah Februari bayar lagi, dia nagih lagi. Terus saya bilang nggak mungkin deh, kepercayaan kita sudah kurang. Terus kita coba tuh tarik satu orang aja buat dikembalikan, padahal janjinya bisa. Setelah minta nggak bisa dikembalikan, kita tarik dua-duanya. Bulan Februari 2016, kita sampai akhirnya maksa banget. Rp 50 juta pertama, Rp 25 juta kedua. Bulan April lagi katanya tapi nggak jadi direalisasikan. Terus Mei 15 ini, kami diberikan giro Rp 153 juta mundur satu minggu," jelas Fadlan menerangkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dapet kabar dari temen, semua orang dijanjikan giro, tapi nggak ada uangnya," timpal Kalina Oktarani yang juga mempunyai masalah dengan ADA Tour.
"Bukan kita yang minta diselesaikan. Tapi beliau sendiri tapi dapetnya giro. Seharusnya uang belum dipake dong, saat minta uang kita, kenapa nggak ada. Tapi secara hukum ini nggak kuat, karena bukan cek," jelas Fadlan lagi.
Lyra merasa sangat dirugikan dengan hal tersebut.
"Intinya sebenarnya pertama kali banyak kekecewaan. Karena kita ngerasa ibadah dan nggak mau negatif sama orang," pungkas Lyra.
Jika tidak bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan, Lyra Virna dan Fadlan akan melanjutkan hal tersebut ke pihak berwajib.
(hnh/wes)