Ini Alasan Iko Uwais Cs Tak Punya Adegan Laga Intens di 'Star Wars'

Laporan dari London

Ini Alasan Iko Uwais Cs Tak Punya Adegan Laga Intens di 'Star Wars'

Adhie Ichsan - detikHot
Selasa, 26 Jul 2016 15:19 WIB
Foto: Starwars.com
London -

Tiga aktor jebolan 'The Raid', Iko Uwais, Cecep Arif Rahman dan Yayan Ruhiyan sampat menghebohkan publik Tanah Air setelah mereka digaet untuk ikut tampil di film 'Star Wars: The Force Awakens'. Harapan penggemar Indonesia sebelum filmnya tayang memang cukup tinggi, terutama untuk melihat seperti apa aksi tiga aktor laga itu.

Yayan memerankan tokoh Tasu Leech, pemimpin gang Kanjiklub. Sementara Iko berperan sebagai Razo Qin-Fee, yang merupakan tangan kanan Tasu dalam menjalankan misi. Mereka berpenampilan seperti prajurit, lengkap dengan senjata blaster.

Cecep yang menjadi pembunuh berdarah dingin di 'The Raid 2: Berandal', dipercaya memerankan Trotkin Shand yang juga tergabung dalam gang kriminal Kanjiklub. Ia dikisahkan bermata satu dan menjadi salah satu anggota kepercayaan Tasu Leech.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ceritanya, mereka berada di sebuah stasiun luar angkasa. Sebelum berbicara dengan bahasa alien antar anggota, Tasu Leech dan dua orang kepercayaannya, kemudian berusaha menyerang Han Solo (Harrison Ford). Yang terjadi kemudian, Han Solo berhasil lolos tanpa ada pertumpahan darah lewat adegan pertarungan jarak dekat.

Ketika menghadiri acara Star Wars Celebration Europe 2016 di London akhir pekan lalu, detikHOT berkesempatan untuk ketemu Creative Executive Lucasfilm, Pablo Hidalgo. Dia memiliki tanggung jawab sebagai salah satu tim yang fokus pada pengembangan cerita.



detikHOT menyinggung seputar adegan gang Kanjiklub di 'Star Wars: The Force Awakens', karena rasanya sayang jika melihat tiga talenta dengan kemampuan martial arts tinggi, tetapi kurang dimanfaatkan dengan maksimal. Bayangkan jika mereka bertarung dengan Kylo Ren menggunakan lightsaber, tentunya akan jadi atraksi yang menarik, bukan?

Tapi seperti yang diungkapkan Pablo sebelumnya, Star Wars bukan sekadar storytelling tapi juga setting cerita yang tentunya harus sesuai dengan pakem Star Wars dari seri originalnya. Kanjiklub adalah organisasi kriminal Outer Rim yang menjadi rival Guavian Death Gang.



Jika Guavians mengandalkan teknologi dalam menjalankan aksinya, Kanjiklub adalah petarung jalanan yang memiliki improvisasi dalam taktik. Mereka memiliki senjata blasters serta pisau. Gaya mereka yang liar, merefleksikan asal usulnya sebagai budak Jabba the Hutt yang membelot. Kanjiklub melupakan sejenak rivalitasnya dengan Guavians untuk mengejar musuh bersama, Han Solo sang penyelundup.

"Ceritanya kurang pas (untuk menampilkan Iko Uwais cs bertarung dengan intens), tapi kami memang sangat ingin kerja bareng mereka. Dan mereka melakukan tugasnya dengan sangat baik," kata Pablo.

Dalam 'Star Wars: The Force Awakens' yang berlatar 30 tahun setelah 'Return of the Jedi' diceritakan bahwa satu-satunya Jedi yang tersisa, Luke Skywalker (Mark Hamill), menghilang untuk menyendiri karena kejadian di masa lalu. Kekuatan jahat baru setelah era Empire, The First Order, melakukan pencarian besar-besaran untuk menemukan Luke. Kylo Ren (Adam Driver) menjadi andalan kekuatan jahat itu sebagai suksesor Darth Vader.

Cerita akhir 'Star Wars: The Force Awakens' menampilkan tokoh baru Rey (Daisy Ridley) yang akhirnya bisa bertemu dengan Luke. Pertemuan mereka akan menjadi cerita pembuka di 'Star Wars: Episode VIII' yang disutradarai Rian Johnson.

(ich/mmu)

Hide Ads