Pentas 'Wanagita' mengkolaborasikan antara dua kekuatan disiplin seni yakni teater dan rupa. Tokoh Sinta dalam kisah Ramayanan menjadi sebuah subyek feminim di dalam ruang masa lalu dan kini. Di dalam pertunjukan, ruang hadir sebagai sebuah karya seni instalasi bersifat teatrikal.
'Wanagita' mengisahkan tetang kisah kehidupan seorang perempuan bernama Sinta. Sinta, ada di dalam diriku dan dirimu di dalam hati-hati yang sepi dan berada di tengah kerumunan waktu lampau dan sekarang. Kisahnya ada di antara lalu lalang pergerakan zaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah adaptasinya pun diangkat dari Kitab Ramayana bab ke-17. "Sejak lama aku memimpikan pergi ke hutan bersamamu. Menikmati keindahan pegunungan dan sungai. Aku akan habiskan waktu bercengkrama dengan burung-burung dan bunga-bunga. Berpisah darimu akan jadi neraka bagiku, Jika kau tinggalkan, aku pasti akan mati merana. Aku mohon jangan tinggalkan aku."
Jagongan Wagen Edisi Mei 2016 menghadirkan dua seniman teater (Aik Vela dan Fitriyana Yuliawati) dan dua seniman rupa (Rudita Endang Setiawan dan Wisnuaji Putu Utama).
'Wanagita' berlangsung di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Desa Kembaran Rt 04-05, Tamantirto, Kasihan, Bantul, pada 28 Mei mendatang pukul 19.30 WIB!
(tia/mmu)