Loviny mengatakan selama beberapa periode, ia diberikan kesempatan emas untuk memotret tokoh peraih Nobel Perdamaian tersebut. "Pada 2008, bersama Institut Prancis di Myanmar, ia menggagas Yangon Photo Festival (YPF) dengan tujuan membentuk generasi baru wartawan foto dan membawa pameran foto internasional kepada publik Myanmar," katanya, dalam sebuah wawancara di IFI Jakarta, belum lama ini.
Aung San Suu Kyi, tokoh oposisi junta militer bersedia menjadi duta YPF. "Dari sinilah Loviny mendapat kesempatan bertemu dan memotret perjalanan peraih Nobel Perdamaian tersebut serta menerbitkan buku yang bertajuk Aung San Suu Kyi, a portrait in words and pictures," lanjutnya lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Christophe Loviny adalah wartawan foto spesialis Asia Tenggara yang sejak 1983 bekerja di Myanmar sebagai koresponden majalah. Di pamerannya kali ini, ia juga memberikan sebuah pelatihan fotografi berjudul 'Photo Story and Multimedia' di Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta.
Di Jakarta, pelatihan digelar bekerja sama dengan Galeri Foto Jurnalistik Antara dan sang kurator sekaligus wartawan foto senior Indonesia, Oscar Motuloh, pada 18-24 April 2016. Pelatihan diadakan untuk melatih fotografer muda Indonesia agar dapat mengangkat cerita dan pesan yang kuat serta bermakna dalam karya mereka, baik untuk media cetak maupun media sosial.
Dalam karya-karyanya yang bertajuk 'Aung San Suu Kyi, a portrait in words and pictures', Christophe Loviny memadukan foto-foto Aung San Suu Kyi yang sangat menyentuh dengan potongan foto, naskah dan kutipan kata-kata bijak dari sang Lady of Rangoon itu sendiri. Dalam rangkaian pameran foto inilah kita bisa melihat keteguhan, dedikasi dan rasa kemanusiaan dari seorang wanita, istri dan ibu yang merupakan pejuang kemerdekaan dan HAM yang memilih jalur nirkekerasan, sebagaimana yang sudah ditempuh Ghandi, Nelson Mandela dan Desmond Tutu.
(tia/mmu)