Sanggar Nona Asri terdiri dari sejumlah penari profesional dan mahasiswa Universitas Presiden Jakarta, sementara Dai Nada mayoritas berasal dari mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al-Azhar.
Dalam keterangan pers KBRI Kairo kepada detikHOT, Kamis (28/4/2016), Sanggar Nona Asri menampilkan sejumlah tarian di beberapa tempat, antara lain di komplek Benteng Salahuddin (Citadel) Cairo, studio TV CBC, dan juga di Pusat Kebudayaan Provinsi Port Said (220 km dari Cairo). Tarian yang ditampilkan oleh tim Nona Asri adalah Tarian Medley Nusantara yaitu Lancang Kuning (Riau), Lenggak-lenggok (Jakarta), Pendet (Bali), Angin Memiri (Sulawesi), Gong (Kalimantan) dan tari Yospan (Papua).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Daya tarik pakaian dan tarian Indonesia mendorong tim Indonesia terpilih sebagai salah satu dari tujuh tim kesenian peserta festival yang diundang untuk tampil di studio TV CBC Mesir," ujar Amanah Asri.
Sedangkan Grup Dai Nada yang merupakan asuhan dari manager sekaligus founder International Drums and Traditional Arts Festival, selain menyanyikan lagu-lagu ciptaan sendiri juga menyanyikan lagu-lagu nusantara antara lain Tanah Air Beta, Rek Ayo Rek dan Lestari Alamku dalam penampilan mereka di Pusat Kebudayaan Hanager (Giza) dan Children Museum (Cairo).
![]() |
Lagu Lestari Alamku karya Gombloh yang dinyanyikan oleh tim kesenian Dai Nada dan Nona Asri dijadikan nyanyian penutupan festival dengan iringan aneka alat musik oleh seluruh peserta secara harmoni menggema pada malam penutupan kegiatan tersebut.
Dalam rangka memberikan dukungan kepada tim Indonesia, Duta Besar RI untuk Mesir, Helmy Fauzy bersama Dwi Ria Helmy Fauzy turut hadir menyaksikan malam penutupan kegiatan festival tersebut.
(tia/mmu)