Tumpengan 'O', Perayaan Novel Terbaru Eka Kurniawan

Tumpengan 'O', Perayaan Novel Terbaru Eka Kurniawan

Tia Agnes - detikHot
Senin, 14 Mar 2016 09:25 WIB
Foto: Tia Agnes
Jakarta - 'O' menambah momen spesial dari perayaan novel terbaru pengarang Eka Kurniawan. Novel tentang seekor monyet yang jatuh cinta kepada Kaisar Dangdut itu dirayakan dengan Tumpengan serta ngobrol dengan para pembaca yang sudah berkumpul di Gramedia Central Park sejak siang hari.

Tepat pukul 14.00 WIB, perayaan dimulai dengan penyerahan simbolis kepada editor sastra Gramedia Pustaka Utama (GPU), Mirna Yulistianti. Dilanjutkan pemotongan tumpeng yang berlangsung meriah. Sebanyak 42 novel 'O' diberikan cuma-cuma kepada pembaca yang sudah mengantre dari sebelum acara dimulai.

Feby Indirani sebagai moderator menanyakan tentang kabar hangat masuknya nama Eka dalam 'long list' The Man Booker International Prize, Inggris pekan ini. Eka satu-satunya penulis Indonesia yang jadi nominasi dan disandingkan dengan Peraih Nobel Sastra Orhan Pamuk dan Kenzaburo Oe dari Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eka mengisahkan pagi itu dirinya menjalani aktivitas seperti biasanya. "Saya baca SMS, dapat kabar dari seorang teman. Saya letakkan handphone dan pergi antar anak ke sekolah. Saya lihat ada SMS lagi tapi saya harus ke bengkel. Untungnya sempat mandi dulu, dan duduk di ruang tunggu bengkel selama 2 jam, baru lihat kabar itu," jelas Eka di kawasan Jakarta Barat, Senin (14/3/2016).

Simak: Novel Terbaru Eka Kurniawan 'O' tentang Monyet dan Kaisar Dangdut

Sontak para pengunjung Tumpengan 'O' tertawa mendengar cerita Eka. Khususnya, terkait dirinya yang tidak memakai telepon seluler canggih, mencari WIFI, dan berhenti terkoneksi dengan sosial media sejak 2012 silam. "Tapi saya tidak anti informasi, tapi menahan godaan untuk berkomentar," celoteh Eka.

Novel 'O' yang mendapatkan apresiasi pembaca sejak pre-order awal Maret lalu, edisi pertamanya dicetak sekitar 10.000 eksemplar. Terinspirasi dari kisah '1001 Malam' yang terdapat banyak karakter, secara keseluruhan 'O' disebut sebagai fabel. Ada banyak tokoh hewan-hewan dengan beberapa manusia tapi tidak murni fabel karena masih ada tokoh manusia.



"Saya senang 1001 Malam, baca versi dari yang kuno dan yang berbeda-beda. Bingkai 1001 Malam, saya sangat suka tapi tetap mencoba banyak jalan dan awalnya bingung kayak draft bertumpuk-tumpuk. Akhirnya, saya niat mau nulis fabel dan menemukan 1 draft yang terbengkalai," jelas Eka.

"Ini fabel tapi bukan untuk anak-anak. Fabel khusus dewasa," tegasnya.

Proses menemukan ide 'monyet' dan 'Kaisar Dangdut' pun membutuhkan waktu selama 8 tahun lamanya. Ia pun mengerjakannya di antara banyaknya project lainnya. Baginya, menulis itu seperti alien bertelur di beberapa keranjang.

"Tapi ada kalanya, saya nulis panjang dan nggak tahu harus kemana. Kalau stuck, ya buka Youtube," lanjut suami dari Ratih Kumala yang juga berprofesi sebagai penulis ini.

'O' merupakan novel keempat sekaligus buku ketujuh dari Eka yang diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU). Novel yang berkisah tentang kehidupan seekor monyet bernama 'O' yang ingin menikah dengan Kaisar Dangdut. Dikisahkan tempat tinggal O, monyet-monyet harus berprilaku seperti manusia supaya dapat menjadi manusia yang sebenarnya. O pun jatuh cinta dengan Kaisar Dangdut yang bernama Entang Kosasih. Kisah cinta dan kehidupan pribadi O terus bergulir sekaligus makin disemarakkan dengan kehadiran dari Betalumur dan Kirik.

(tia/tia)

Hide Ads