Tapi, jangan salah masuk lewat bagian depan tersebut. Para pengunjung justru akan diarahkan ke bagian belakang yang menjadi 'pintu depan' bagi pameran tunggal Hanafi yang berjudul 'Pintu Belakang | Derau Jawa'. Eksibisi yang dibuka semalam menampilkan 9 instalasi, 11 lukisan, dan dua video.
Dari pintu belakang, Hanafi mengajak pengunjung untuk masuk ke dalam rumah pribadinya yang berkonsep Jawa. "Kalau kita tidak punya pintu belakang, kita tidak punya pulang. Rumah menjadi tempat untuk pergi," kata Hanafi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak: Perupa Hanafi Gelar Pameran 'Pintu Belakang | Derau Jawa'
Berjalan ke instalasi kedua, Hanafi menampilkan 60 alumunium bertuliskan 'Tonikum Bayer' yang berjudul 'Headaches - Fever'. Di bagian ketiga, susunan bakiak tersusun rapi dan meningkat seperti sebuah piramida dalam 'Demografi dalam Bakiak'. Demografi Jawa memasuki "noise" sejarahnya yang panjang melalui berbagai gelombang migrasi maupun diaspora keluar dan ke dalam.
![]() |
"Karya ini dibuat untuk mengenang ayah yang selalu memakai bakiak. Bentuk piramida karena di Imogiri ada bangunan seperti ini dan saat penyusunan saya nggak sadar menaruh bakiak bertuliskan 'Mujiharto' di bagian teratas. Memuji harta menjadi persoalan yang paling atas," jelas Hanafi.
Di bagian belakang galeri gedung A, terdapat instalasi yang dilarang untuk memotretnya. Berbagai benda peninggalan dari ayah dan ibunya ditaruh rapi. Termasuk susunan konde dan blankon yang menjadi simbol identitas Jawa.
Bagian depan, terdapat lukisan raksasa 'Wedhus Gembel and The Body of Java' seukuran 245 x 883 sentimeter. "Mitosnya huru hara dan masih terkait dengan gagasan 'noise' atau derau Jawa," tambah kurator Agung Hujatnikajennong. Kala melakukan riset, Hanafi pun mengunjungi kawasan Bromo, Jawa Timur. Di sana, dia menemukan banyak orang yang menggunakan sarung untuk sehari-hari.
"Sarung identik dengan ibadah Islam tapi di sana justru masih kental animisme dan dinamisme," lanjutnya merujuk pada budaya Suku Tengger yang ada di sekitar gunung tersebut.
![]() |
Salah satu karya menarik lainnya adalah di bagian belakang rumah pameran tunggal Hanafi. Sebuah sumur menjulang ke atas menuju langit-langit. Sumur yang diidentikkan dengan sumber mata air disimbolkan sebagai horizontal. "Kalau menggali tanah dan nggak ketemu air, mungkin sekarang ini sumur harusnya ke atas. Meminta kepada-Nya," pungkas Hanafi.
Eksibisi 'Pintu Belakang | Derau Jawa' Hanafi dibuka untuk umum hingga 15 Maret 2016 mendatang!
(tia/mmu)