Galeri seni yang terbesar dan termegah di Singapura memiliki 8000 item koleksi karya seni khususnya yang berasal dari Asia Tenggara dan akan dipamerkan secara bergiliran. Di sela-sela undangan Art Stage Singapore 2016, detikHOT menyempatkan untuk mengunjungi Galeri Nasional Singapura.
Berlokasi di Civic District, galeri ini terdiri dari dua bangunan, yaitu bekas Mahkamah Agung dan Balai Kota. Di tengah-tengahnya, terdapat foyer yang dipadukan dengan arsitektur cantik dan menjulang tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua gedung tersebut punya nilai sejarah tersendiri bagi masyarakat Singapura. Balai Kota dahulunya adalah saksi menyerahnya Jepang pada sekutu saat Perang Dunia kedua. Perdana Menteri pertama Lee Kuan Yew pada Juni 1959 juga melakukan sumpah jabatannya itu berlangsung di aula bangunan.
![]() |
Di sebelahnya terdapat bangunan Mahkamah Agung sebagai lokasi persidangan bagi pelaku kriminalitas. Di dalamnya, memang terlihat ruang-ruang seperti pengadilan, dan banyak warga yang dijatuhi hukuman gantung ada di dalam bangunan tersebut.
Simak: Buku Ilustrasi Jim Kay Versi Indonesia Rilis di 'Malam Buku Harry Potter' Jakarta
![]() |
Selain itu, juga terdapat kubah yang didalamnya ada ruangan melingkar dan dipergunakan sebagai perpustakaan hukum. Galeri Nasional Singapura punya dua koleksi yang berbeda. Balai Kota bagi perjalanan seni rupa di Singapura dari era kolonial sampai sekarang ini. Sedangkan Mahkamah Agung menampilkan karya seni dari Asia, termasuk lukisan Raden Saleh berukuran raksasa yang menjadi daya tarik pengunjung.
Bagi pengunjung warga negara Singapura, harga tiket masuk museum gratis. Tapi bagi non-Singapura cukup membayar 20 SGD atau sekitar Rp 195.000. Seperti apa perjalanan seni mengunjungi dan menjelajahi Galeri Nasional Singapura? Simak artikelnya di sini!
(tia/mmu)