Aksi melukis tersebut dilakukan oleh Nasirun di atap rumah sekaligus galeri seni miliknya di kompleks Perumahan Bayeman Permai, Bantul, Kamis (31/12/2015). Atap dua rumah seluas lebih kurang 1.000 meter persegi itu dicat menggunakan cat minyak warna-warni.
"Ini untuk memberikan tanda Yogyakarta sebagai kota seni. Media bisa apa saja dan ini jadi penyemangat saya maupun untuk orang lain agar terus berkarya," ungkap Nasirun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, proses pengecatan menggunakan puluhan cat minyak itu sudah dilakukan sejak Rabu (30/12/2015). Hari ini dilanjutkan lagi dengan mengerjakan atap di bagian yang lain.
Dengan nada bergurau, Nasirun menambahkan bahwa aksinya tersebut merupakan usaha menggabungkan antara seni dengan teknologi informasi, dalam hal ini fasilitas di Google Map. Setelah semua genting rumah selesai dicat, maka akan terlihat warna-warni dari atas.
![]() |
"Kalau nge-klik di Google Map rumah saya ini nanti akan keluar tanda atap rumah yang warna-warni. Kalau naik pesawat terbang lihat dari atas juga sama, akan kelihatan. Ini juga pekerjaan sulit, karena harus naik ke atas genting rumah di lantai dua yang tinggi," kata Nasirun sambil tertawa.
Menurutnya aksi melukis genting rumahnya itu juga sebagai tanda visual. Dia mengaku prihatin dengan semakin banyaknya kerusakan atau hilangnya tanda-tanda visual di Yogyakarta. Nasirun yang telah lebih dari 20 tahun tinggal di Yogyakarta itu mencontohkan kawasan hijau sekitar Timoho yang dulunya rindang, teduh karena penuh pohon-pohon besar, kini sudah berubah.
"Tanda-tanda itu sudah semakin hilang. Saya hanya ingin memberi tanda untuk rumah saya saja," pungkas Nasirun.
(bgs/mmu)