Rencananya, pameran yang akan diselenggarakan pada Agustus 2016 itu menampilkan 20 karya seni. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Galeri Nasional Indonesia (GNI), Tubagus 'Andre' Sukmana saat jumpa pers akhir tahun di ruang seminar GNI.
"Akhir bulan ini kami akan kembali rapat bersama dengan beberapa kurator seni dan pihak-pihak terkait yang punya link ke koleksi Istana Negara," katanya, Rabu (16/12/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, kata dia, koleksi-koleksi Istana Negara tersebut terbatas diakses oleh masyarakat. Dia menceritakan jika saat era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ada koleksi karya yang dipindahkan ke Istana Bogor, Istana Gedung Agung Yogyakarta, dan Istana Tampak Siring Bali. "Yang di Bogor itu awalnya dibuka ruang pamernya untuk publik tapi belakangan ini ditutup kembali. Nggak tahu kenapa," lanjutnya.
Jika 20 karya seni berhasil didatangkan ke Gedung A Galeri Nasional, kata Andre, rencananya setiap tahun akan diboyong karya dengan seri lainnya. Rencananya, tahun 2016 akan terlebih dahulu mendatangkan karya dengan periodisasi tahun 1945-1950-an.
"Karena di masa itu seniman masih sangat kontekstual dan belum berpikir tentang ekonomi. Maka gambar-gambar yang dilukis juga nasionalisme dan semangat perjuangan," kata dia lagi.
Simak Juga: Ini Jadwal Lengkap Festival Seni 'Pekan Nan Tumpah 2015'
Beberapa seniman yang ada di era tersebut di antaranya adalah S.Sudjojono (Bapak Seni Rupa Indonesia Modern), Dullah, dan lain-lain.
"Nantinya mereka yang akan kami undang akan kami ajak diskusi tentang keberadaannya di mana. Apakah di Cipanas atau di Tampak Siring. Jadi akan dilacak bersama, karena pameran tersebut juga jadi pembelajaran bersama bagi masyarakat," tutup Andre. (tia/ron)