Penghargaan yang namanya diambil dari tokoh bernama Mailer tersebut, kata Rushdie, membuatnya terinspirasi menulis. "Mailer membuat saya membantu menyelenggarakan PEN World Voices Festival pertemua tahunan penulis di seluruh dunia," katanya, dikutip dari Hufftington Post, Rabu (15/12/2015).
Baca Juga: Pekan Nan Tumpah Hadir karena Minimnya Festival Seni Pertunjukan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rushdie pertama kali bertemu Mailer di pertengahan tahun 1980-an. Saat itu, Mailer tengah menggelar kongres organisasi PEN dan Rushdie ikut berpartisipasi di dalamnya.
Baca Juga: Festival Seni Pekan Nan Tumpah 2015 Kembali Digelar
Sekarang ini, para penulis dunia telah berubah dan berprilaku sangat baik. "Entah mengapa saya merasa kecewa dengan penulis sekarang ini. Mereka telah berubah menjadi baik dan mengikuti sistem pemerintahan," ujar Rushdie.
Karya-karya Rushdie memang kerap menimbulkan kontroversial. Di sambutan pengantarnya Anderson mengatakan pertama kali bertemu dengan Rushdie 25 tahun yang lalu.
"Saat itu, dia terpaksa tersembunyi setelah 'The Satanic Verses' menyebabkan pemimpin Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini menyerukan kematiannya. Sebagai seseorang, Salman Rushdie sangat luar biasa. Dia pembela hak asasi manusia dan tulisannya menempatkannya menjadi penulis teratas di dunia," tutupnya.
(tia/mmu)