Pria kelahiran Sulawesi Selatan 2 Mei 1948 silam ini dikenal sebagai penggerak perubahan yang memperluas seni rupa Indonesia selain lukisan dan patung. Jim juga merupakan orang pertama yang mengaku diri sebagai seorang kurator.
Dalam keterangan pers kepada detikHOT, Selasa (15/12/2015), dalam pidato singkatnya ia mengatakan masyarakat seni di Yogya cukup hangat di hatinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Teguh Ostenrik Tenggelamkan Instalasi Seni 'Domus Musculi' di Kepulauan Seribu
Jim menjadi kurator pertama dari pameran berskala internasional pada 1995 yang bertajuk 'Pameran Seni Besar Negara-negara Non-Blok'. Sebelumnya, di tahun 1975 dan 1977, alumnus Seni Patung ITB bersama 10 perupa muda dari Bandung dan Yogyakarta membuat pameran dengan nama Gerakan Seni Baru Indonesia.
Pameran tersebut memberikan napas baru bahwa seni rupa bukan yang itu-itu saja. Sejarah seni yang diciptakan Jim tak berhenti sampai di situ saja.
Di tahun 1994, Jim mengubah Biennale Jogja dari yang ranahnya Biennale Lukisan menjadi Biennale Seni Rupa. Dia juga menjadi sosok yang memiliki kiprah penting dalam pendirian Galeri Nasional yang kini berada di seberang Stasiun Gambir, Jakarta Pusat.
(tia/tia)