Jelang pameran tunggal terbarunya di Melbourne, Australia, seniman kontroversial asal Tiongkok Ai Weiwei mendapatkan sumbangan lego dari para penggemarnya. Aksi tersebut terjadi setelah perusahan Lego menolak menjual secara massal produk Lego untuk karya seni Ai.
Perusahaan mainan terbesar di dunia tersebut mengatakan tidak pernah menjual langsung kepada siapa pun, produk Lego untuk pernyataan politik. Tahun lalu, Ai memang pernah membuat potret dari 175 tokoh pembangkang yang pernah dipenjara dan diasingkan.
Dari tokoh Nelson Mandela, sampai ke Edward Snowden di lokasi bekas penjara Alcatraz di dekat San Francisco. Dilansir dari BBC, Senin (26/10/2015), Ai merencanakan untuk melakukan pekerjaan sama di National Gallery of Victoria di Melboune.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di akun Twitter, Ai menulis, "Lego akan memberitahu kita apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan. Itu mengagumkan."
Dia kembali menambahkan, "Lego memberikan kita definisi apa yang disebut dengan politik dan semua perusahaan besar memberitahu apa yang harus dicintai dan dibenci," katanya.
Dalam sebuah posting di akun Instagram, Ai kembali menulis sekaligus mengkritik keputusan Ai. "Sebagai perusahaan yang kuat, Lego adalah aktor budaya dan politik yang berpengaruh dalam ekonomi global. Penolakan Lego untuk menjual produknya adalah tindakan sensor dan diskriminasi," tegasnya.
Juru bicara Lego, Roar Rude Trangbaek tidak ingin berkomentar langsung pada kasus ini tapi pada prinsipnya Lego menghormati hak setiap individu untuk kebebasan berekspresi. Khususnya, yang dilakukan seniman-seniman.
(tia/tia)