Festival dua tahunan Biennale Jogja XIII Ekuator #3 kembali diselenggarakan akhir tahun ini oleh Yayasan Biennale Yogyakarta. Jelang perhelatan akbar yang menggandeng seniman Nigeria, serangkaian acara akan memeriahkan gelaran bertaraf internasional tersebut. Salah satunya adalah Panggung Literasi Selatan (PLS) yang diselenggarakan dari 2-4 Oktober.
Bertempat di Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta, panggung sastra menandai dibukanya rangkaian kegiatan peringatan Hari Ulang Tahun Desa Panggungharjo. Dalam keterangannya, Kamis (1/10/2015), nantinya ada tiga titik di desa yang dihadirkan di panggung internasional.
"Lokasi pertama di Dusun Prancak Glondong atau halaman Radio Buku, kedua Dusun Pandes kantor Kelurahan Panggungharjo, dan Lapangan Prancak," ucap koordinator Panggung Literasi Selatan (PLS), Fairuz.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, memberi ruang bagi praktik-praktik literasi yang mandiri dari pelbagai latar identitas tertentu. Kedua, memanggungkan praktik-praktik ritual yang ada dalam masyarakat sebagai bagian dari praktik literasi warga. Selain itu acara juga mengakomodasi isu Asia dan Afrika melalui kajian sastra dan film.
Berbagai komunitas juga akan mengisi PLS. Di antaranya, Radio Buku yang selama ini menjadi media dan ruang bagi kerja literasi dan dokumentasi pada bidang perbukuan, sejarah, seni, dan sastra.
Selain itu, gelaran ini juga melibatkan komunitas seperti Bunda Kata, Grup-grup Kesenian Desa Panggungharjo, MojokDotCo, Pindai, Jombloo, Minum Kopi, Warung Arsip, Ngopi Nyastro, Kamissinema ISI, RKSD, Jawigrapgy, Warkop Bintang Mataram 1915, Dongeng Kopi, Komunitas Kretek, dan kolektor-kolektor zine dari Yogyakarta, Bandung, dan Solo.
(tia/tia)