Β
Tamara menampilkan dialog mengenai penampilan dan kecantikan yang melengkapi imaji ruangan dan identik dengan gender feminim. Ruang kecil tersebut punya fungsi seperti ruang hias, ruang ganti, maupun tempat bergosip antar perempuan.
Kurator SPACE, Evelyn Huang mengatakan pameran kali ini membawa seni rupa kontemporer dalam bentuk etalase. "Powder Room mempermainkan kesan pandangan pertama mengenai hasrat akan komoditi gaun yang terpajang, yang melalui cermin juga merefleksikan identitas yang ingin ditampilkan oleh seniman," ungkapnya.
Baca Juga: Wajah Asli Shakespeare Terungkap di Buku Berusia 400 Tahun
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam karya seniman kelahiran Tasikmalaya ini, Tamara menampilkan rangkaian tali rafia dan kantong plastik yang berbentuk rancangan gaun haute couture. Di sisi kanannya, terdapat cermin yang digantung di dinding. Keduanya dikonsepkan sebagai ruang rias. Tamara pun menggunakan bahan plastik untuk gaun yang berarti ruang artifisial.
Tamara adalah seniman yang belajar seni secara informal. Sebelumnya, ia telah mengikuti 'Bandung New Emergence Volume.5', 'Different Thing We Talk About' di Jakarta, 'Gertrude Contemporary #BanyakBanyak Project' di Yogyakarta. Ketertarikan Tamara pada isu gender berangkat dari pengalaman personalnya, namun ia juga mengeksplorasi isu-isu sosial yang terjadi di sekitarnya.
(tia/tia)