"Aku tidak akan pernah melukis seperti itu lagi," tunjuk Sara kepada lukisan yang tergantung di sebuah kantor istri Presiden Suriah.
"Saya seorang pelukis yang berbeda sekarang dan Suriah tidak akan pernah ada lagi," lanjutnya lagi, seperti dilansir dari Independent, Selasa (19/5/2015).
Shamma adalah salah satu seniman ternama di Timur Tengah yang lukisan-lukisannya mendunia. Karyanya menggambarkan obyek yang tak biasa. Seperti pria dan wanita terjebak di kuburan, wajah yang terdistorsi, tangan dan kaki pria dirantai, banteng yang dibantai dari belakang, perdagangan manusia, manusia makan manusia, maupun manusia makan hewan.
Baca Juga: Penyair Peraih Pulitzer Meninggal di Usia 62 Tahun
Dalam pameran bertajuk 'World Civil War Portraits' yang menampilkan 15 lukisan terbarunya kini sedang dipamerkan di Truman Brewery, London sejak akhir pekan lalu. Ini adalah pameran tunggal pertamanya.
Banyak warga Suriah yang berpindah tempat ke negara lainnya dan mustahil untuk melukis di tengah perang. Namun, Shamma tak berhenti.
Ia tetap melukis dan melupakan Suriah yang tua dan terus menerus dalam perang. "Seluruh negara sekarang sudah hancur dan orang-orangnya juga hancur. Mentalitas mereka hancur tapi kita harus berevolusi dengan cara lain dan kami tahu Suriah telah hilang," katanya.
Eksibisi lukisan-lukisan Sara Shamma digelar hingga 24 Mei mendatang.
(Tia Agnes Astuti/Atmi Ahsani Yusron)