Kemenpar Batalkan Delegasi Film yang Berangkat ke Berlin

Spotlight

Kemenpar Batalkan Delegasi Film yang Berangkat ke Berlin

- detikHot
Rabu, 04 Feb 2015 09:48 WIB
Jakarta -

Delegasi Indonesia yang rencananya dikirim ke Festival Film Berlin 2015 pada Rabu (5/2) besok akhirnya batal berangkat. Keputusan ini diambil Kementerian Pariwisata agar polemik tidak semakin melebar.

"Batal semua. Jadi tidak ada yang diberangkatkan," kata Direktur Pengembangan Industri Perfilman Kementerian Pariwisata Armein Firmansyah kepada detikHOT, Rabu (4/2).

Armein mengaku sudah berkordinasi dengan atasannya Direktur Jenderal (Dirjen) Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya Kementerian Pariwisata, Ahman Sya mengenai keputusan tersebut. Menurutnya ini jalan tengah untuk mendinginkan suasana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BACA JUGA: PPFI Tolak Bawa Film Indonesia Anggotanya Ke Festival Film Cannes 2014

Dari dokumen yang bocor mengenai daftar delegasi yang berjumlah 10 orang, Armein kemudian memberikan penjelasan bahwa daftar itu baru usulan. Sebelum dibatalkan, Kemenpar sempat memangkas menjadi 4 orang yang berangkat, 2 dari perwakilan Persatuan Produser Film Indonesia (PPFI) dan 2 lainnya ditunjuk Kemenpar.

"Kalau artis itu memang untuk jaga booth. Artis kan kriterianya macam-macam, tapi memang mereka artis. Kalau dari PPFI memang mereka yang berkompeten di pasar film," tambah Armein yang dalam dokumen yang bocor disebutkan sebagai ketua rombongan itu.

BACA JUGA: 'Pasar Film Internasional dari Pemerintah Lebih Baik untuk Beasiswa'

Mengenai kriteria delegasi yang dikirim, Armein mengatakan lebih fokus kepada promosi dan penjualan film Indonesia lewat pasar film yang ada di festival film internasional seperti di Berlin dan Cannes. Jadi pihaknya memang tidak memiliki agenda untuk menyertakan sineas untuk berkompetisi mengikuti festival film itu sendiri.

"Memang tidak ada dananya untuk itu," lanjutnya.

Mengenai jawaban Kemenpar, sutradara Joko Anwar yang memberikan kritik dan mengunggah dokumen delegasi ke Berlin di Twitter, kembali memberikan reaksi keras. Menurut sutradara 'Modus Anomali' itu, pemerintah dari negara manapun tidak diperbolehkan berjualan film di sebuah festival atau film market.

"Booth milik pemerintah ada di film market festival hanya untuk mempromosikan perfilman negaranya secara keseluruhan. Yang boleh berjualan film di film market, termasuk di Berlinale, adalah perusahaan-perusahaan film atau wakil mereka," kicau Joko.

(ich/ich)

Hide Ads