Cintapuccino: Haruskah Obsesi Diwujudkan?

Review Film

Cintapuccino: Haruskah Obsesi Diwujudkan?

- detikHot
Rabu, 29 Agu 2007 12:34 WIB
Jakarta - Bertahun-tahun lamanya Rahmi terobsesi berat pada Nimo. Pangeran khayalannya itupun hadir di kehidupan nyata. Nimo kini mencintainya, tapi semua tak lagi sama. Haruskah obsesi Rahmi terwujud?"Oh my God! It's real! My Nimo - yang selama ini cuma aku khayalkan.. ternyata benar-benar ada! Dan dia berdiri tak jauh dari bangkuku..."Demikian tulis Rahmi (Sissy Priscillia) dalam buku hariannya saat pertama ia bertemu Nimo (Miller). Sejak kecil Rahmi selalu membayangkan sosok Nimo dalam khayalan. Ternyata kini Nimo benar-benar nyata.Rahmi yang terobsesi berat dengan Nimo bahkan sampai dijuluki mengidap penyakit Nimonous Kritis stadium IV. Hidupnya adalah Nimo namun sayang ia tak pernah mengutarakan hal tersebut. Dicintai Nimo adalah obsesi terbesar dalam hidup Rahmi, tapi ia keburu menyerah.Kini Rahmi berusaha meniti hidup barunya bersama Raka (Aditya Herpavi). Rahmi tak lama lagi akan menikah dengan Raka. Sepuluh tahun sudah Rahmi kehilangan Nimo.Ketika semua dirasa sempurna bagi Rahmi, Nimo kembali dalam hidupnya. Obsesinya kini kembali bahkan jadi nyata. Nimo dengan tulus kembali untuk mencintai Rahmi sepenuh hati. Rahmi galau, semua jadi berbeda. Apa yang harus ia lakukan?Kisah ini diangkat dari cerita novel best selling dengan judul sama yang ditulis oleh Icha Rahmanti. Ditambah sentuhan Jujur Prananto, naskah cerita film ini semakin kuat.Alurnya pun tak berbelit-belit. Tak perlu gambar-gambar indah untuk menampilkan kisah yang dasyat. Lagi-lagi sutradara Rudi Soedjarwo membuktikan kepiawaiannya.Sayang ada beberapa adegan yang dirasa kurang pas. Miller sebagai aktor baru asal Malaysia kurang bisa membawa penonton terhanyut dalam suasana. Adegan haru jadi komedi. Beberapa kali Sissy juga terlihat tak piawai menggambarkan suasana kesedihan.Saat klimak pertengkaran yang berujung tangis, Sissy tak sedikitpun mengeluarkan air mata. Bahkan rona kesedihan sedikitpun tak tersirat di matanya. Lagi-lagi hal ini terhapuskan dengan skenario yang kuat.Lagu-lagu dalam film ini pun dinilai tidak berlebihan. Tak banyak lagu baru, beberapa lagu cinta lama ikut ditambahkan sebagai pelengkap.Pernahkah Anda terobsesi pada sesuatu? Saat obsesi kita jadi nyata, haruskah menyerah pada keadaan? (yla/yla)

Hide Ads