Bahkan sebelum M3GAN menghantui bioskop, sosial media sudah kadung cinta dengan robot pembunuh ini. Bagaimana mungkin kita tidak mengidolakan boneka yang satu ini? Berbeda dengan Chucky misalnya yang didesain untuk tampil menyeramkan, M3GAN didesain seolah-olah ia adalah penonton Gossip Girl dan Keeping Up With The Kardashian. Dengan fashion-nya yang sungguh kekinian dan aura bitchy yang kuat, boneka yang satu ini langsung mencuri perhatian. Dan begitu trailernya muncul, lengkap dengan adegan M3GAN joget sebelum akhirnya memutuskan untuk membunuh, karakter ini langsung menjadi ikonik.
Secara plot, M3GAN sangat sederhana. Tokoh utamanya adalah Gemma (Allison Williams), seorang spesialis robot yang mendapatkan tugas berat dari bosnya, David (Ronny Chieng), untuk menciptakan produk yang berhasil di pasaran. Tugas yang berat ini menjadi semakin pelik ketika mendadak Gemma harus mengurusi keponakannya yang tiba-tiba menjadi yatim piatu. Cady (Violet McGraw) tiba-tiba menjadi beban.
Gemma sendiri sebenarnya mempunyai ide untuk menciptakan robot baru yang akan menyelesaikan masalah parenting. Robot ciptaannya yang diberi nama M3GAN (singkatan dari Model 3 Generative Android) itu tidak hanya bisa berbicara dan bergerak sendiri, tapi ia juga dilengkapi dengan AI. M3GAN bisa berkomunikasi, mengakses informasi dari internet dan terus belajar sendiri.
Tentu saja selalu ada masalah dengan teknologi saat robot bisa terus memperbaiki diri. M3GAN yang memang didesain untuk selalu melindungi bocah yang pairing dengan dirinya mulai mempelajari soal kematian dan... Anda bisa menebak sendiri ke mana arahnya.
Baca juga: Teror M3GAN Lebih Nyata dari Annabelle |
Sebenarnya bukan kebetulan kalau M3GAN akhirnya menjadi tontonan yang menarik. Produsernya adalah Jason Blum dan James Wan yang track record-nya lebih dari sekedar mengagumkan dalam menciptakan kengerian. Dalam film ini, Wan mengajak penulis Malignant, Akela Cooper, untuk meracik plot. Hasilnya adalah perpaduan thriller dan komedi yang pas. Film ini lumayan memberikan ketegangan yang akan membuat pecinta film penggedor jantung tapi di saat yang bersamaan ia juga menawarkan tawa di tempat yang Anda tidak bisa duga.
Mungkin kekurangan film ini terletak di rating. Kalau saja M3GAN agak sedikit berani dengan rating (film ini mendapatkan rating PG-13 di Amerika sana), mungkin kengerian yang ditawarkan akan lebih beragam. Sutradara Gerard Johnstone sebenarnya sudah lebih dari kompeten dalam membuat rangkaian adegan yang seru. Adegan di hutan salah satunya (salah satu highlight film ini) menawarkan keseruan yang berlipat ganda. Tone horor dan komedi yang ia racik pun seimbang. Kedua genre ini bersatu padu dengan manis menghasilkan pengalaman menonton yang menyenangkan. Tapi sekali lagi, sepanjang melihat teror M3GAN, saya membayangkan betapa serunya film ini kalau saja si karakter utamanya dibuat agak sedikit berdarah-darah dan... lebih keji.
Allison Williams sebagai Gemma tahu benar ini jenis film apa. Ia tidak pernah terlihat terlalu menonjol. Ia tahu kapan harus beraksi dan semua reaksinya ketika M3GAN mulai beraksi selalu on point. Violet McGraw sebagai Cady juga lumayan oke meskipun karakternya mulai terasa menyebalkan di pertengahan sampai menjelang akhir film.
Tapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa pemeran utama film ini adalah M3GAN sendiri. Ia berhasil memiliki kepribadian yang tiga dimensional meskipun ini bukan pertama kalinya penonton berkenalan dengan boneka yang hobi membunuh. M3GAN yang diperankan oleh Amie Donald dan disuarakan oleh Jenna Davis memiliki aura bitchy dan ekspresif. Susah untuk membenci si boneka ini, seberapa pun keji dia, kalau dia kelihatan terlalu slay saat membunuh orang.
Saya yakin ini bukan terakhir kalinya M3GAN akan hadir di layar perak. Ia terlalu ikonik untuk tampil dalam satu film. Dan saya tidak sabar untuk melihat M3GAN membunuh orang-orang malang di film-film berikutnya.
M3GAN dapat disaksikan di seluruh jaringan bioskop di Indonesia.
---
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
(aay/aay)