Review The Glory: Nikmatnya Balas Dendam

Review The Glory: Nikmatnya Balas Dendam

Candra Aditya - detikHot
Selasa, 03 Jan 2023 21:26 WIB
song hye kyo the glory
Song Hye Kyo di The Glory. Foto: Instagram @kyo1122
Jakarta -

Akhir tahun 2022 Netflix sekali lagi mencengangkan penggemar drama korea dengan merilis The Glory yang sungguh lezat dari semua sisi. Kalau Anda suka trilogi Vengeance Park Chan-wook atau suka dengan bagaimana D.P. menunjukkan kebobrokan sistem wajib militer di Korea Selatan, The Glory bisa jadi pilihan Anda berikutnya. Yang satu ini akan membuat Anda mendukung karakter utamanya untuk melakukan hal-hal yang jahat.

Secara plot, The Glory sangat sederhana. Tokoh utamanya Moon Dong-eun (Song Hye-kyo sebagai pemeran dewasa dan Jung Ji-so sebagai pemeran remaja), seorang gadis miskin yang menjadi bulan-bulanan bully di sekolah. Mereka dipimpin oleh Park Yeon-jin (Lim Ji-yeon sebagai pemeran dewasa dan Shin Ye-eun sebagai pemeran remaja) yang benar-benar mendedikasikan waktunya untuk membuat hidup Moon Dong-eun sengsara.

Kesadisan geng ini mencapai batas sampai akhirnya Moon Dong-eun memutuskan untuk keluar dari sekolah. Di titik terendahnya dia bahkan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Tapi kemudian dia tersadar bahwa orang-orang ini tidak akan mendapatkan ganjaran yang pantas. Mereka adalah sekumpulan orang-orang privilege yang saking kayanya, hukum tidak akan menyentuh mereka. Maka Moon Dong-eun memiliki misi baru untuk balas dendam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudah lama sekali saya tidak menyaksikan serial Netflix yang saking nagihnya saya sanggupmenyelesaikan semua episodenya dalam satu kali duduk. Penulis Kim Eun-sook (orang yang bertanggung jawab atas The Heirs, Descendants of the Sun, Guardian, Mr. Sunshine dan The King) tahu benar bagaimana cara mengolah kisah balas dendam sehingga hasilnya menjadi tontonan yang saking legitnya, Anda tidak akan bisa berhenti mengunyahnya.

Tidak hanya Kim Eun-sook tahu bagaimana cara meramu drama menjadi gurih, semua karakternya pun menonjol dan mempunyai peran yang kuat dalam setiap ceritanya. Tidak ada sub-plot tidak berguna, tidak ada bumbu yang berlebihan. Bahkan tambahan sedikit romance (sangat minor) yang ada di dalamnya justru membuat karakterisasi karakter utamanya semakin kuat. Ia terlalu fokus dengan apa yang akan dia lakukan sehingga dia tidak ada waktu untuk merespons urusan asmara.

ADVERTISEMENT

Ada banyak hal yang membuat The Glory menjadi sangat adiktif untuk ditonton. Faktor pertamanya mungkin karena serial ini menjanjikan katarsis. Di dunia nyata kita jarang melihat keadilan terhadap orang-orang jahat yang kebetulan mempunyai power. The Glory menawarkan itu dan Kim Eun-sook mendesain balas dendam ini secara slow-burn sehingga kita tidak merasakan kepuasan sekejap.

Kita diajak untuk melihat pelan-pelan bagaimana Moon Dong-eun mengeksekusi rencananya. Reaksi orang-orang yang pernah jahat kepadanya saat tahu bahwa dia hadir kembali adalah salah satu hal paling menyenangkan yang saya lihat tahun ini.

Faktor berikutnya tentu saja faktor bintang Song Hye-kyo. Bahkan kalau Anda bukan penggemar drama korea, nama yang satu ini pasti bukan nama yang asing di telinga Anda. Song Hye-kyo yang selama ini terkenal lewat peran-peran manis dalam genre romantis atau melodrama kali ini mendapatkan skrip dan karakter yang menawan sehingga susah untuk tidak berteriak saat menyaksikannya di layar kaca. Seperti kata pembuatnya, Song Hye-kyo mempunyai perpaduan dingin dan lembut yang seimbang untuk menyempurnakan karakter Moon Dong-eun.

Song Hye-kyo lebih dari kompeten untuk mengunyah semua adegan drama. Terutama saat trauma-trauma masa remaja menyeruak muncul, Song Hye-kyo dengan mudah mengakses semua emosinya sehingga saya sebagai penonton sangat mudah untuk simpati dengan karakternya. Dalam The Glory, selain dia mendapatkan kesempatan untuk tidak fokus dengan penampilan fisiknya yang luar biasa (Song Hye-kyo dibuat lebih tidak terurus dari biasanya), kita juga diajak untuk menyaksikan saat dia melawan musuh-musuhnya. Semua adegan Moon Dong-eun saat berhadapan dengan para bully-nya tidak ada yang tidak memuaskan. Semuanya akan membuat Anda menjerit kesenangan.

Sutradara Ahn Gil-ho tahu benar bahwa dia harus menunjukkan semua adegan krusial senyata mungkin. Kalau Anda ada trauma, mungkin sebaiknya menonton serial ini dengan teman karena Ahn Gil-ho sama sekali tidak menahan diri saat menyaksikan adegan kekerasan. Adegan-adegan ini dibuat (dan dimainkan) dengan sangat baik sehingga hasilnya cukup powerful untuk membuat penonton mendukung seratus persen apapun yang dilakukan oleh karakter Song Hye-kyo.

Dengan barisan pemeran pendukung yang cemerlang dan editing yang sangat taktis (rata-rata durasinya tidak lewat satu jam), delapan episode bagian pertama The Glory adalah salah satu persembahan terbaik Netflix. Dengan ending yang luar biasa bikin penasaran, saya sungguh tidak sabar menyaksikan kelanjutannya bulan Maret nanti.

The Glory dapat disaksikan di Netflix.

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.




(dal/dal)

Hide Ads