Luca (disuarakan oleh aktor cilik beken Jacob Tremblay) adalah seorang monster laut yang lumayan menurut apa wejangan orang tuanya. Ibunya, Daniela (disuarakan oleh Maya Rudolph yang akhir-akhir ini menjadi langganan para studio animasi), melarangnya untuk pergi ke darat karena darat adalah tempatnya manusia dan tak ada yang lebih berbahaya dari manusia.
Bapaknya, Lorenzo (disuarakan oleh komedian Jim Gaffigan), agak cuek dengan kelakuan anaknya meskipun seperti kebanyakan suami, menurut oleh perkataan istri. Karena inilah Luca menurut dan tidak pernah pergi ke darat.
Kemudian suatu hari dia bertemu dengan Alberto (disuarakan oleh Jack Dylan Grazer yang lulus dari film pertama It dan Shazam!), seorang monster laut yang berbeda dengan dirinya. Jika Luca tidak berani untuk pergi ke darat, maka darat adalah rumah kedua bagi Alberto. Dia sama sekali tidak takut. Karena menurutnya daratan memberikan sesuatu yang tidak bisa diberikan laut. Awan yang biru, udara yang segar, pohon yang hijau dan jutaan bintang di angkasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Yang harus Anda tahu, para monster laut ini ternyata bisa berubah menjadi manusia begitu mereka kering dari air. Luca baru sadar akan ini ketika dia tidak sengaja sampai di daratan. Dengan bujuk rayu Alberto dan juga indahnya Vespa, Luca akhirnya mulai terpikat oleh keindahan daratan. Mereka kemudian akhirnya memiliki mimpi bersama yaitu memiliki Vespa dan menikmati dunia.
Kebetulan di Portorosso ada kompetisi tahunan dimana pemenangnya akan mendapatkan sejumlah uang. Berkolaborasi dengan gadis lokal bernama Giulia (disuarakan oleh Emma Berman), Luca dan Alberto akhirnya bertualang menikmati musim panas terindah dalam hidup mereka.
Ada poin positif dan poin negatif dengan keputusan Disney untuk merilis film oiginal buatan Pixar langsung ke Disney+. Poin positifnya tentu saja seluruh penggemar Pixar di seluruh dunia bisa menikmati Luca pada saat yang bersamaan tanpa perlu keluar rumah. Anda bisa menyaksikan film ini berkali-kali tanpa harus keluar uang lagi, hanya cukup dengan berlangganan Disney+.
Dan ini penting mengingat kita masih ada dalam pandemi yang masih belum ketemu ujung terowongannya. Poin negatifnya tentu saja Luca terlalu indah untuk disaksikan di layar TV atau di komputer (bahkan di hp).
Film karya Enrico Casarosa ini (dalam debut penyutradaraan film panjangnya) sangat indah untuk ditatap. Pixar tentu saja tidak pernah bermain-main dalam menyajikan tontonan yang secara teknis sangat top notch. Visualnya benar-benar membangkitkan imajinasi, membuat saya merasakan keseruan musim panas (atau musim liburan) yang menyenangkan. Musik dari Dan Romer membuat saya ingin beli es krim dan nongkrong di bawah pohon seperti Luca dan teman-temannya.
![]() |
Membayangkan nonton Luca di dalam kegelapan bioskop dengan tata suara yang bagus dan layar yang besar membuat saya merinding.
Secara konten Luca memang tidak seambisius film-film Pixar yang lain. Skrip yang ditulis oleh Jesse Andrews dan Mike Jones (dengan cerita dari Casarosa, Jesse Andrews dan Simon Stephenson) sangat sederhana dan tidak bertele-tele. Ini hanya tentang monster laut yang ingin bersenang-senang, melakukan sesuatu yang dilarang oleh banyak orang karena manusia menganggap monster laut ini berbahaya.
Tentu banyak metafora yang bisa Anda petik dari plot ini tapi yang jelas cerita Luca sangat simple, siapapun pasti bisa mengikuti ceritanya dengan mudah.
Jujur, saya suka sekali dengan film-film Pixar yang ambisius seperti The Incredibles yang mendefinisikan ulang makna keluarga dan juga film superhero atau bahkan Inside Out yang masuk ke dalam psyche anak kecil atau bahkan Wall-E yang sepertiganya merupakan homage film bisu.
Tapi ada daya tarik tersendiri dengan kesederhanaan Luca. Menyaksikan dua orang teman yang mimpi tertingginya hanya bermain bersama-sama ternyata cukup menghibur. Ditambah dengan kompetisi, pertemanan yang baru, kucing yang galak dan misi mengalahkan bully, Luca menjadi sebuah tontonan yang sangat menyegarkan.
Bagian yang paling menginspirasi bagi saya adalah ketik Alberto menyuruh Luca untuk berteriak, Silencio, Bruno! sebagai cara untuk melakukan semua hal yang menurutnya salah.
![]() |
Ketika kita dewasa, kita belajar bahwa ada suara-suara dalam kepala kita yang kerap kali mengekang kita untuk bersenang-senang. Pixar sekali lagi menceramahi saya bahwa kadang orang dewasa pun sekali-kali perlu melakukan ini untuk menikmati hidup.
Jadi kalau Anda sudah sumpek dengan banyaknya pekerjaan yang menanti Anda minggu ini atau Anda butuh tontonan seru yang bisa disaksikan oleh seluruh anggota keluarga, silakan berteriak Silencio, Bruno! dan menonton Luca segera.
Luca dapat disaksikan di Disney+ Hotstar
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
(doc/doc)