All Together Now, sebuah film remaja yang bisa dinikmati seluruh keluarga yang baru dirilis di Netflix beberapa hari kemarin, dimulai dengan sebuah optimisme tingkat tinggi. Penonton dipertemukan dengan Amber Appleton (Auli'i Cravalho, pengisi suara Moana) yang mempunyai semangat juang yang sangat tinggi.
Dia semangat mengajari bahasa Inggris para imigran dengan profesionalisme yang tinggi meskipun dia tidak mendapatkan pengganti materi yang cukup. Ia bekerja di panti jompo dengan senyum cerah ceria. Ketika ada sesuatu yang terjadi di sekolahnya, Amber adalah orang pertama yang bersemangat untuk melakukan sesuatu. Kalau kata Bu Tejo, Amber bisa jadi adalah sosok yang sangat solutif.
Tapi sutradara Brett Haley dengan skrip dari Matthew Quick, Brett Haley dan March Basch (diadaptasi dari novel Matthew Quick) langsung tanpa basa-basi membuka tirai yang disembunyikan oleh karakter utamanya. Amber yang tinggal bersama ibunya, Becky (Justina Machado, dari serial One Day At A Time), tidak mempunyai rumah. Becky adalah sopir bus dan mereka berdua tinggal di dalam bus. Jadi ketika malam hari dan bus tersebut terparkir di bus pool, mereka tidur di sana. Dan Amber akan bangun sebelum matahari terbit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amber sendiri adalah seorang penyanyi yang sangat bagus. Dan dia sangat ingin masuk ke Carnegie Mellon University yang merupakan almamater bapaknya. Tapi tentu saja mimpi ini segera ia kubur rapat-rapat ketika rahasia yang ingin ia tutup rapat terbongkar dan merusak cita-citanya.
All Together Now adalah sebuah film yang menye. Sutradara Brett Haley tidak menyembunyikan fakta itu. Dua film sebelumnya, All The Bright Places (yang juga rilis di Netflix) dan Hearts Beat Loud (sangat bagus), memiliki nada yang serupa. Karena Haley sudah sangat familiar dengan genre ini, ia pun nyaman untuk menceritakan kisah Amber yang memilukan ini menjadi sebuah melodrama yang sentimentil tapi tidak hiperbola. Di tangan yang salah, All Together Now bisa menjadi sebuah sinetron yang penuh dengan adegan-adegan lebay yang memaksa penonton untuk bersedih setiap saat. Tapi Haley tahu bagaimana cara meramu semua kesenduan, kesedihan, dan kegalauan karakter utamanya menjadi sesuatu yang terasa nyata.
![]() |
Tentu saja banyak faktor yang mengingatkan bahwa All Together Now hanyalah sebuah film. Penggambaran sekolah Amber dan orang-orang yang ada di dalamnya khas film remaja. Atau lebih tepatnya khas Netflix yang sangat ideal dan hip-hip hura. Klimaks film ini juga sangat terasa seperti sebuah tontonan. Tapi hal-hal tersebut tetap tidak membuat All Together Now menjadi sebuah tontonan yang jelek karena Haley sudah berhasil mengikat penonton dari awal kemunculan Amber.
Kalau ada satu orang yang bisa ditunjuk untuk membuat All Together Now terasa penuh itu karena Auli'i Cravalho menjadi komandannya. Sebagai Amber, Cravalho tahu bagaimana cara mempermainkan emosi penonton. Dari awal muncul, penonton sudah diberi petunjuk bahwa ada sesuatu yang aneh dengan sikap optimis dan senyum lebarnya. Matanya memancarkan kesedihan. Tidak banyak aktor remaja yang bisa memainkan ini dengan baik. Dan Cravalho bisa menunjukkan emosi ini dengan begitu mudahnya. Lihat bagaimana emosi dia naik turun ketika salah satu bosnya memberikannya peralatan make-up. Seolah-olah kita menyaksikan orang yang benar-benar tenggelam dalam pikirannya sendiri. Wajah Cravalho sebagai Amber adalah kanvas yang baik untuk Haley bermain-main. Dan dia memanfaatkan ini dengan sangat baik.
All Together Now memberikan pernyataan bahwa jika Anda sedang kesusahan, Anda sebaiknya tidak menjalaninya sendiri. Tentu saja ini bukan sebuah pernyataan yang baru. Tapi di tengah pandemi dimana kita semua merasakan kesusahan yang sama, pesan ini menjadi lebih kuat daripada biasanya. All Together Now terasa seperti sebuah pelukan erat. Jika Anda bingung mau menonton apa akhir pekan ini, film ini bisa menjadi pilihan yang cocok. Jangan lupa siapkan tisu.
All Together Now dapat disaksikan di Netflix
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
(tia/tia)