'Good Boys': Film Terkocak di 2019

'Good Boys': Film Terkocak di 2019

Candra Aditya - detikHot
Sabtu, 28 Sep 2019 15:18 WIB
Foto: imdb.
Jakarta - Dari produser Seth Rogen dan Evan Goldberg, 'Good Boys' menjanjikan komedi yang dijamin akan membuat penonton dewasa terbahak-bahak. Meskipun pemeran utamanya adalah tiga bocah berumur 12 atau 11 tahun yang baru saja menginjak kelas 6 SD, tapi film ini didedikasikan untuk penonton dewasa. Dan humor-humornya pun didesain untuk penonton dewasa. Jadi jangan terkecoh dengan judul dan wajah imut-imut ketiga pemain utamanya karena 'Good Boys' sama sekali tidak good untuk anak-anak.

Ceritanya sangat sederhana. Ini cerita tentang persahabatan ketiga bocah. Dan karena anak-anak tentu saja persahabatan mereka terjadi karena pertama, mereka bertetangga. Kedua, mereka satu sekolah. Dan ketiga, karena orang tua mereka mengenal satu sama lain. Max (Jacob Tremblay), Lucas (Keith L. Williams) dan Thor (Brady Noon) adalah sahabat karib yang menamakan diri mereka sebagai The Beanbag Boys. Tentu saja tidak ada misteri di balik nama geng mereka: ini karena mereka punya dan suka nongkrong di bean bag mereka.

Kalau Lucas berperan sebagai anak yang sangat aturan dan cinta mati dengan main kartu, sementara Thor sok-sokan akting jadi bocah nakal padahal impiannya adalah menjadi pemeran utama di sebuah musikal sekolah, Max punya obsesi yang lain. Max lagi kesengsem dengan temannya bernama Brixlee (Millie Davis). Dan yang kebetulan, Soren (Izaac Wang), teman satu sekolahnya yang sangat cool akan mengadakan pesta nanti malam. Dan di pesta tersebut, Max bisa mencium Brixlee. Tentu saja dia langsung bersemangat untuk pergi. Masalahnya adalah Max tidak pernah ciuman dan dia ingin belajar soal hal ini. Dan dimulailah kegilaan yang membuat hari Max, Lucas, dan Thor menjadi salah satu hari paling panjang dalam hidup mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kalau Anda familiar dengan film-film komedi produksi Evan Goldberg dan Seth Rogen seperti 'Superbad', 'Neigbors', 'Sausage Party', 'Pineapple Express', 'This Is The End' atau mungkin 'The Interview', Anda mungkin akan langsung tahu jenis komedi apa yang ditawarkan oleh 'Good Boys'. Seperti halnya film-film yang saya sebutkan tadi, terutama 'Superbad', 'Good Boys' menawarkan jenis komedi dengan dialog-dialog yang menggigit dan situasi yang nyeleneh, out-of-this-world tapi masih tetap grounded.

Ditulis oleh Lee Eisenberg dan sutradara Gene Stupnitsky, jokes utama dari 'Good Boys' adalah betapa lucunya menyaksikan bocah-bocah yang berperilaku seperti orang dewasa padahal mereka tidak tahu apa-apa. Melihat anak-anak yang masih sangat bocah, dengan backsound musik hip-hop, berjalan petentang-petenteng, ke sana-ke mari, dan saling beradu siapa yang sudah bandel duluan ternyata sangat menyaksikan. Sekuens di mana Thor dipaksa minum bir oleh temannya ("Aku bisa minum dua teguk!") adalah salah satu jenis humor yang bisa Anda temui di film ini. Belum lagi mendengar anak-anak kecil ini mengumpat dan mencela satu sama lain. Dengan pipi chubby dan muka menggemaskan, sungguh lucu sekali 'Good Boys' ini.

Alasan kedua kenapa 'Good Boys' sangat berhasil membuat penonton dewasa tertawa adalah betapa lucunya menyaksikan anak-anak bocah ini bereaksi terhadap hal-hal yang ada di sekitarnya yang berhubungan dengan kegiatan atau alat-alat yang orang dewasa sangat familiar. Bagaimana mereka bertiga bereaksi ketika mereka tahu bahwa mereka baru saja mencuri molly (semacam ecastasy) milik tetangga mereka. Atau bagaimana reaksi mereka ketika mereka melihat boneka CPR orang tua Thor yang sebenarnya adalah sex doll. Adegan tersebut sangat lucu karena kita sebagai orang dewasa tahu bahwa itu sex doll, tapi bocah-bocah tersebut tidak tahu. Silahkan tertawa terbahak-bahak dan tunggu saja adegan ketika mereka mencoba melawan orang dewasa menggunakan dildo.

[Gambas:Video 20detik]


Tapi tidak seperti 'Superbad' atau film-film produksi Evan Goldberg dan Seth Rogen lainnya adalah betapa besarnya hati film ini. Ya, 'Good Boys' memang sangat lucu (saya tidak pernah berhenti tertawa dari awal hingga akhir film), tapi di dalamnya ada sebuah kisah persahabatan, mimpi, dan proses belajar untuk menjadi dewasa yang sangat kuat. Sutradara dan penulis Gene Stupnitsky tidak hanya berhasil men-deliver semua jokes yang ada dengan paten, tapi dia juga bisa membungkus drama dan kisah beranjak dewasa ini menjadi manis. Hasilnya adalah sebuah tontonan yang meskipun sangat lucu, tapi juga berhati
sangat besar.

'Good Boys' mungkin tidak akan berhasil menjual premisnya, jika pembuatnya tidak menemukan aktor yang tepat untuk memerankan karakter-karakter menggemaskan ini. Jacob Tremblay, Keith L. Williams dan Brady Noon mempunyai chemistry yang sangat bagus sehingga Anda akan langsung percaya terhadap persahabatan mereka. Mereka bertiga tidak hanya bertingkah laku seperti anak-anak normal, tapi reaksi mereka terhadap satu sama lain juga sangat natural. Apa pun yang mereka lakukan sangat believable bahkan ketika plot film mengantarkan mereka ke situasi-situasi yang tidak masuk akal.

Dengan durasi 90 menit, 'Good Boys' adalah sebuah tontonan komedi yang sangat pas. Editingnya mantap. Hampir semua jokes berjalan dengan mulus, meskipun pembuatnya terlalu terobsesi dengan komedi yang berhubungan dengan sex doll dan dildo. Dan ceritanya cukup universal. Jika Anda menyukai film yang mengocok perut, film ini tidak boleh dilewatkan. Tapi ingat, jangan ajak anak atau keponakan Anda yang masih bocah untuk film ini. Meskipun pemerannya masih bocah, konten film ini sama sekali bukan untuk bocah.




(mau/mau)

Hide Ads