Universal sadar akan star power yang dipunyai oleh Johnson. Dia adalah bintang film nomer satu di dunia saat ini. Hampir semuanya yang dia sentuh sepertinya berubah menjadi sumber mata uang. Conth terakhir mungkin adalah remake Jumanji. Yang tadinya terasa mengada-ngada ternyata bisa menjadi sumber mata uang baru yang melahirkan franchise yang potensial bagi Sony Pictures. Dan daripada kehilangan Johnson (baca: kehilangan pundi-pundi dollar), lebih baik Johnson dibikinin film sendiri.
Bagi Anda yang menonton seluruh seri Fast and Furious, Anda pasti tahu bahwa Luke Hobbs (Dwayne Johnson) adalah seorang agen DSS single father yang selalu menjadi yang terdepan jika muncul penjahat. Dan Deckard Shaw (Jason Statham) sebenarnya adalah seorang military agent yang akhirnya bikin bisnis sendiri. Dia bahkan orang yang bertanggung jawab yang ngebunuh Han (Sung Kang) di Tokyo Drift. Shaw adalah villain utama untuk Furious 7 sebelum akhirnya menjadi protagonis di Fate and the Furious.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cerita film ini sungguh sederhana. Ada sebuah virus yang akan membahayakan umat manusia (tentu saja) jika virus ini keluar dan Hattie (Vanessa Kirby) terpaksa harus memasukkannya ke badan dia ketika dia dikejar-kejar oleh Brixton (Idris Elba). Kini Hattie dalam persembunyian dan Hobbs serta Shaw harus bekerja sama untuk mencari di mana Hattie.
Dwayne Johnson dan Jason Statham yang juga menjadi produser film ini sepertinya tahu bahwa penonton membutuhkan sesuatu keseruan tanpa perlu mikir banyak. Itulah esensi dari summer blockbuster dan itulah yang penonton akan dapatkan. Film ini dibuka tanpa perlu banyak prolog dan langsung ke aksinya.
Simak video review Candra Aditya
Dengan durasi 135 menit, David Leitch (sutradara John Wick, Deadpool 2 dan Atomic Blonde) menghibur penonton dengan berbagai set pieces yang akan membuat Anda kesenangan. Meski film ini hanyalah spin-off tapi semua yang Anda sukai dari serial Fast and Furious ada disini. Adegan kejar-kejaran? Dari London sampai Rusia. Adegan berkelahi? Tidak ada habisnya.
![]() |
Adegan aksi yang berlebihan? Berantem secara vertikal di gedung tinggi. Semuanya ada di Hobbs and Shaw. Berbeda dengan Fast and Furious, aksi laga yang ada di Hobbs and Shaw jauh lebih intens dan frekuensinya lebih banyak. Mungkin karena Leitch lebih berpengalaman dalam adegan baku hantam seperti yang ia tunjukkan di John Wick dan Atomic Blonde.
Semua adegan spektakuler tersebut memang menyenangkan untuk dinikmati tapi harta karun rahasia dari Hobbs and Shaw sebenarnya adalah elemen komedi yang ada di dalamnya. Ini sebenarnya adalah sebuah buddy comedy yang sangat mahal dan over-the-top. Dwayne Johnson dan Jason Statham mempunyai chemistry yang sangat baik sehingga apapun yang mereka lakukan sangat enak untuk disimak. Comedic timing mereka juga sangat baik sehingga ketika filmnya tenang, tidak ada adegan baku hantam, kita tetap dihibur dengan Statham dan Johnson yang saling menghina satu sama lain.
Vanessa Kirby sebagai Hattie ternyata juga tampil begitu spektakuler. Aksinya akan membuat Anda terpana. Dia tidak hanya bisa mengimbangi Dwayne Johnson dan Jason Statham dalam segi baku hantam tapi dia juga mempunyai pesona yang luar biasa sehingga kamera sungguh mencintainya. Semua yang dia lakukan di sepanjang film akan membuat Anda berteriak kesenangan.
Hobbs and Shaw memang cetek. Seperti biasanya, karakter antagonisnya dibuat dengan separuh hati meskipun Idris Elba berusaha keras untuk menjadikannya seru. Tapi ini adalah suguhan summer blockbuster yang sangat asyik untuk dinikmati. Film ini renyah, seru dan packingnya sangat asyik meskipun durasinya cukup overwhelming. Barisan castnya sungguh spektakuler dan semua orang disini sepertinya rupawan semua. Dan ternyata itulah yang dibutuhkan untuk membuat sebuah summer blockbuster yang fun.
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
(kmb/kmb)