Tahun 1990-an di Australia, Natalie kecil menyaksikan 'Pretty Woman' di televisi dan dia tidak bisa memalingkan muka dari rupa Julia Roberts dan Richard Gere. Dia terpana dengan betapa romanisnya, betapa manisnya, betapa sempurnanya dunia mereka.
Sepertinya dunia milik mereka berdua dan yang lainnya hanya numpang. Kemudian ibunya datang dan dengan alkohol di tangannya mengatakan bahwa kebahagiaan seperti di film hanya dimiliki oleh orang-orang berparas rupawan seperti Julia Roberts.
25 tahun kemudian Natalie tinggal di New York. Dia tidak seperti dirinya versi kecilnya yang penuh dengan rasa optimisme dan kehangatan. Natalie yang sekarang adalah Natalie yang jengah dengan dunianya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kemudian suatu malam ketika dia pulang kerja, seorang lelaki menatapnya di subway. Whitney yang mengatakan bahwa Natalie sudah apatis dengan romantisme modern mengatakan bahwa Natalie harus mulai terbuka dengan ide bahwa cinta bisa datang dari mana saja. Natalie mengikuti instingnya. Lelaki tersebut ternyata perampok. Dalam upayanya mengambil tasnya kembali, Natalie menabrak tiang pembatas dan akhirnya pingsan.
Natalie kemudian terbangun di sebuah rumah sakit. Tapi ada yang berbeda dengan dunianya kali ini. Warna yang suram diganti menjadi warna-warna pastel yang menenangkan. Bunga ada di mana-mana. Dan perawat laki-laki yang begitu tampan menatapnya di mata dan mengatakan bahwa ia cantik. Natalie langsung tahu bahwa ada yang aneh dengan ini semua.
![]() |
Apalagi ketika hidupnya berjalan begitu mulus, lengkap dengan soundtrack yang keras dari Vanessa Carlton. Ketika si Blake yang tampan memberinya nomor telepon dan menawarinya tumpangan, Natalie langsung sadar bahwa dia terjebak di dunia romantic comedy. Natalie tidak punya pilihan lain selain menikmati keajaiban ini.
Genre romantic comedy sempat menjadi andalan studio untuk meraup dollar. Nama-nama seperti Meg Ryan, Julia Roberts, Jennifer Aniston, J-Lo, Reese Witherspoon bahkan Katherine Heigl dibesarkan oleh genre-genre ini. Dan dulu, genre ini memang sangat menjanjikan. Semua orang berbondong-bondong untuk mengantre di bioskop dan menyaksikan film-film seperti 'The Proposa'l atau 'How To Lose A Guy In 10 Days'.
Memasuki era 2010-an, genre ini mulai mati. Box office film-film seperti ini mulai menurun. Studio-studio Hollywood mulai mengira bahwa romantic comedy mulai mati sampai akhirnya genre ini kembali hidup akhir-akhir ini. Trainwreck-nya Amy Schumer mencoba memberikan isian yang berbeda dengan genre ini dan lumayan berhasil. 'The Big Sick' tidak hanya berhasil menjadi film yang manis tapi juga mendapatkan respons dari Oscar. Dan yang paling sukses mungkin adalah 'Crazy Rich Asians'. Film tersebut tidak hanya menjadi cultural phenomenon tapi juga menjadi sebuah hit yang tidak disangka-sangka.
Netflix jeli dengan ini. Setelah 'Set It Up' yang direspons dengan sangat baik oleh penonton, kali ini ia merilis lagi romantic comedy yang cukup menghibur. Disutradarai oleh Todd Strauss-Schulson, 'Isn't It Romantic' dengan jeniusnya menggunakan semua kiasan romantic comedy untuk bercerita. Bagi Anda yang familiar dengan genre ini, Anda pasti akan terhibur dengan betapa bersemangatnya film ini menunjukkan semua karakteristik yang ada di film romantic comedy seperti warna film yang selalu cerah, adegan make-over yang selalu hadir atau soundtrack yang terdengar keras-keras.
![]() |
Premis ini sesungguhnya sangat menarik. Sayangnya penulis Erin Cardillo, Dana Fox dan Katie Silberman kurang bisa mengolah premis ini menjadi sebuah kisah yang benar-benar menggugah. Berbeda dengan komedi satir 'They Came Together' yang jauh lebih berhasil menertawakan konvensi romantic comedy, 'Isn't It Romanti'c justru lebih terjebak dengan genre ini. Bahkan dari 10 menit pertama Anda akan bisa menebak akhir film ini.
Untungnya film ini tetap asyik untuk disimak karena Rebel Wilson tampil cukup menggemaskan. Meskipun karakternya tidak jauh berbeda dengan peran-peran yang biasa ia mainkan, ia tetap mencuri perhatian. Chemistrynya dengan pemain lain, baik dengan Liam Hemsworth, Betty Gilpin atau bahkan Adam DeVine cukup apik. Ini adakah kesekian kalinya Rebel Wilson dipasangkan dengan Adam DeVine dan keduanya membuktikan bahwa mereka bisa menjadi pasangan yang menggemaskan.
Ditutup dengan adegan musikal yang menggelikan sekaligus mengejutkan, 'Isn't It Romantic' adalah sebuah tontonan seru jika Anda ingin bersantai. Anda tidak perlu berpikir keras-keras untuk mencintainya. Seperti pesan filmnya, 'Isn't It Romantic' akan mencintai Anda apa adanya.
'Isn't It Romantic' bisa disaksikan di Netflix