Tapi Tom Cruise tidak menyerah. Dia tidak mau kalah dengan nama baru seperti Dwayne Johnson misalnya-yang akhir-akhir ini terbukti menjadi lead actor unggulan box office. Dia adalah salah satu aktor yang bisa mempertahankan ketenarannya selama lebih dari tiga dekade. Era 80-an dia memberikan sosok iconic dalam Risky Business, Top Gun, Cocktail, Rain Man dan Born on the Fourth of July. Era 90-an Tom Cruise menunjukkan bahwa ia bisa membuat film blockbuster dan arthouse pada dekade yang sama seperti yang dipertontonkan lewat A Few Good Men, The Firm, Interview with the Vampire, Jerry Maguire, Eyes Wide Shut, Magnolia dan tentu saja film pertama Mission: Impossible. Memasuki era milenium ia berkolaborasi dengan banyak sutradara-sutradara handal seperti Spielberg, Mann dan John Woo sampai film layar lebar J. J. Abrams. Hasilnya adalah film-film seperti Mission: Impossible II, Minority Report, Collateral, War of the Worlds dan Mission: Impossible III.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Fallout adalah bukti paling wahid bahwa Cruise adalah penghibur tulen. Dia tahu bagaimana cara menghibur penonton. Ia tahu bagaimana cara mengaduk-ngaduk emosi penonton. Yang paling krusial: ia tahu untuk mencari orang-orang tepat untuk bekerja sama dengannya. Setelah tampil agak letoy dalam Mission: Impossible II, Cruise berjuang keras untuk menjaga nadi Ethan Hunt tetap berdetak. Ia kemudian merekrut J. J. Abrams-yang waktu itu masih fresh dengan serial Alias dan Lost-untuk menyutradarai jilid ketiganya. Hasilnya adalah sebuah episode Ethan Hunt yang paling humanis. Kita menyaksikan bagaimana seorang Ethan Hunt ternyata memiliki kryptonite-nya sendiri: Julia (Michelle Monaghan).
Disinilah kita melihat salah satu kelemahan dan juga kelebihan Ethan Hunt sebagai agen. Bagaimana dia peduli dengan banyak orang, terutama orang-orang yang dikasihinya. Kita menyaksikan bagaimana seorang agen rahasia, yang kerap kali menyelamatkan dunia, berjuang melawan musuh-musuh yang biasanya rela menyakiti orang yang ada di sekitarnya. Kehadiran Julia di episode-episode Mission:Impossible berikutnya mungkin tidak seintens seperti dalam jilid ketiga, tapi sosoknya tetap menghantui. Ia menjadi sebuah katalis bagi Ethan Hunt untuk tetap ngoyo menyelamatkan dunia.
Inilah yang menjadi pembuka efektif untuk Fallout. Ethan Hunt bermimpi bahwa ia sedang menikah dengan Julia dan sosok Solomon Kane (Sean Harris) muncul. Menyaksikan sang terkasih menderita adalah sebuah beban bagi Ethan Hunt. Maka dari itu, ketika ia gagal mendapatkan tiga plutonium yang akan digunakan teroris bernama The Apostles untuk melenyapkan sepertiga penduduk Bumi, Ethan Hunt bersama dua bronya, Benji (Simon Pegg) dan Luther (Ving Rhames), berjuang bersama-sama mengelilingi dunia untuk menghentikan nasib buruk tersebut.
Ditulis oleh Christopher McQuarrie sendiri, plot Fallout adalah sebuah kumpulan intrik dan tusuk menusuk yang cukup membingungkan. Akan ada banyak nama-nama asing dan tokoh-tokoh bermunculan. Belum lagi isu tentang adanya penyusup di CIA. Jangan khawatir, Anda bukan satu-satunya yang kebingungan. Tapi itu bukan masalah karena Fallout tidak berfokus kepada semua intrik yang ada di dalamnya. Semua tipu menipu yang ada di filmnya adalah cara supaya kita bisa menyaksikan adegan-adegan spektakuler yang ada di filmnya. Dan sejujurnya, hal tersebut adalah alasan paling efektif untuk menyaksikan Fallout di layar yang paling besar yang bisa Anda dapatkan.
Tonton video review 'Mission: Impossible Fallout' bersama Candra Aditya di sini:
Setelah "latihan" dalam Rogue Nation, McQuarrie membuktikan bahwa dia adalah sutradara action jempolan lewat film ini. Set-pieces-nya semua akan membuat Anda terkesima. Dimulai dengan Ethan Hunt loncat dari pesawat, loncat-loncatan di atas atap London, balapan di Paris, berantem di toilet, sampai akhirnya klimaks di Kashmir semuanya adalah bukti bahwa Cruise tidak salah memilih partner untuk bekerja sama. Minim CGI dan lebih banyak menggunakan practical effects, Fallout tampak bertenaga dan nyata. Adrenalin yang Anda rasakan rasanya 3D karena Anda bisa merasakan betapa aslinya semua yang ada di layar.
![]() |
Kepiawaian Cruise tidak berhenti pada pemilihan orang-orang di belakang layar tapi juga aktor-aktor yang nampang di layar. Alec Baldwin, Ving Rhames, Simon Pegg dan terutama Rebecca Ferguson tidak hanya memiliki chemistry yang apik tapi juga memberikan akting yang sangat dinamis. Sementara itu pendatang baru seri ini, Angela Bassett memberikan penampilan yang keras yang cukup oke. Sementara Vanessa Kirby-lulusan The Crown-menunjukkan bahwa ia bisa menyaingi saktinya Ferguson, Cavill membuktikan bahwa ia lebih cukup untuk menyamai kedudukan Cruise dalam seri ini. Adegan gebuk-gebukan di toilet adalah salah satu bukti bahwa Cavill dan Cruise-bersama aktor Liang Yang-lebih dari efektif untuk membuat jantung penonton berdegup kencang.
Di usianya yang ke 56 tahun, Cruise tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan mengendur. Aksinya dalam film ini-yang menurut press kebanyakan stunt dilakukannya sendiri-membuktikan betapa primanya dia. Komitmennya untuk menghibur penonton dengan melakukan berbagai adegan berbahaya adalah sebuah fakta bahwa dia memang seorang bintang kelas atas. Fallout mungkin tersesat dalam plotnya yang rumit tapi Cruise berjanji bahwa ia akan membawa Anda ke sebuah petualangan yang menantang dan menyenangkan. Dan sekali lagi, ia benar.
Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International.
(tia/tia)